Sebagai seorang penulis yang bekerja di dalam rumah saja, saya kadang merasa menyerah, apalagi ketika saya sudah berkeluarga. Kehadiran anak-anak sering kali membuyarkan konsentrasi saat saya sedang menulis, menuntaskan pekerjaan, atau berpikir yang membutuhkan analisis dan planning yang serius.
Saat kondisi yang tak semangat itu, waktu itu saya tak sengaja menemukan moodboster yang saya baca di WhatsApp Group mengenai young mom bernama Prita HW. Seorang pegiat literasi. Kondisinya sama persis seperti saya, tapi sepertinya level kesulitannya lebih tinggi. Kenapa? Karena dia sudah punya dua anak, yang kedua-duanya yang aktif semua (3 tahun dan 10 bulan). Ditambah lagi waktu itu beliau sedang sakit gigi yang mendera sebulanan. Tidak terbayang bagaimana kesulitannya. Tapi, tetap beliau bisa meng-handle semua akun-akun medsos, belum lagi menghidupkan grup literasinya. Bahkan menyapa atau mengingatkan saya secara pribadi lewat WhatsApp ada kegiatan literasi yang menarik untuk diingkuti.
Prita HW menurut saya adalah seseorang yang mempunyai hubungan baik bagi sekitarnya, mempunyai dampak yang baik dan memancarkan energi positif lewat perilaku dan semangat-semangat yang dijemput. Semisal seperti pergerakan literasinya yang masuk bagian tanda cinta Prita HW di jalan yang kononnya sepi.
Mungkin bisa jadi literasi itu sepi—khususnya di Kota Jember—jika tak ada orang yang seperti Prita HW. Semangat Prita HW dalam berliterasi terpelihara dengan baik. Perempuan kelahiran Jember itu banyak sekali terlibat bisa memberikan energi-energi positif didalamnya.
Saya gumun, karena saya sebagai pegiat literasi tak seaktif beliau. Boro-boro perhatian kepada teman literasi, saya hanya bisa fokus hanya di satu bidang pengerjaan saja. Sedangkan Prita HW tidak hanya perhatian kepada keluarganya tetapi hubungan antar-teman atau sahabat literasi, bahkan pasti kepada orang tua, serta saudara-saudara lainya diperlihara dengan seutuhnya, lewat sentuhan yang hangat dan kreatif pada pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut. Misal seperti beliau yang sering kali meng-upload foto di Instagram yang melibatkan suami dan anak-anaknya, kadang juga dengan saudaranya. Sebuah foto yang diposting di Instagram dengan caption yang keren dan bisa menyampaikan banyak pesan. Salah satu pesan yang saya tangkap adalah berkreasi tapi tetap tak meninggalkan keluarga, malah keluarga ada timbal balik memberi kebermanfaatan. Wah, luar biasa itu!
Pernah juga mendapati beliau sedang bekerja sama dengan Nana Warsita, sang suami dan Teh Enung, adik ipar, dalam kegiatan photografer dan juga public speaking.
 |
Memasak dan membaca.
|
Melalui foto-foto, beliau mengajak banyak orang berpikir positif atau bahkan melakukan sebuah kegiatan positif. Buktinya saat ini banyak aksi sosial yang awalnya hanya dari foto yang diunggah seseorang di medsos. Karena meski hanya sebuah gambar, foto bisa berbicara banyak. Karena itulah, workshop yang di gagasan Prita HW mengenai fotografi pun pernah terbentuk. Dibalik itu digawangi oleh suami Prita HW yang memang suka foto-memoto.
Saya ingat—entah itu diucapkan oleh Prita HW atau suaminya—katanya canggihnya perangkat tak selalu menentukan kualitas. Pemahaman akan komposisi foto dan kepekaan terhadap momen lebih menentukan agar supaya sebuah foto menyampaikan pesan. Begitulah intinya.
Asal mula saya kenal Prita HW, saya sebut beliau sebagai pegiat literasi (atau sesekali fotografer). Artinya bermakna sempit, literasi di bidang keaksaraan atau kebahasaan. Tapi, setelah lama follow beliau, rupanya tak hanya literasi yang terdiri dari huruf-huruf saja, melainkan literasi komunikasi atau public speaker, literasi tata boga, dan literasi craft, literasi fotografer, literasi gardening dan mungkin ada literasi-literasi lainnya yang belum saya ketahui.
 |
Suami Prita HW, Nana Warsita, dengan hasil kreasi kerennya.
|
Kok banyak banget jalur literasinya ya? Apa tidak pusing?
Saya jadi keingat dengan obrolan dengan tokoh pengusaha Muhammadiyah, Pak Kholid Ashari, beliau berkata menukil dari ulama terdahulu bahwa,
"Gapailah ilmu dari buaian sampai liang lahat."
Mungkin itu jawaban kenapa Prita HW begitu banyak menekuni literasi diberbagai bidang. Semoga engkau selalu semangat menebarkan kebermanfaatan!
terimakasih Mas Saad sdh menuliskan sedemikian rupa, masyaaAllah, sesungguhnya semua dr kita sedang mengantri memenuhi panggilan Nya, semoga kegiatan selama mengantri selalu bermanfaat. aamiin. Semangat juga untuk Mas Saad ya sebagai pegiat literasi dan penulis literasi.
BalasHapusMemanfaatkan waktu hidup untuk lebih hidup. Keren kak prinsip hidup kakak.
HapusMoga terus berkobar obor semangatnya! jangan sampai padam!
MasyaAllah iya juga ya. Mbak Prita aktif menekuni berbagai bidang literasi. Multitalenta.
BalasHapuskalau masih single dan multitalenta saya enggak kaget. Kak Prita udah bekeluarga, namun masih tetap semangat belajar dan menebarkan kebaikan. Padahal saya tahu betapa repotnya ketika bekeluarga. Apalagi punya anak.
HapusKeep spirit dehh!