Maret 11, 2021

Empat Tahap Menulis Buku Biografi
Empat Tahap Menulis Buku Biografi
Dalam berkarya tulis, ada dua genre yang saya tulis; fiksi dan nonfiksi.

Jika ditanya mana yang lebih mudah membuat karya tulis fiksi dan nonfiksi. Jawabannya, karya tulis fiksi. Sebab konten yang tertuang adalah hasil imajinasi, fiktif, tidak nyata, rekaan, atau khayalan. Meskipun tokoh, alur cerita, atau latar bisa merujuk kepada sesuatu yang nyata. 

Dalam menulis karya fiksi ini saya sebut penulis leluasa menjadi tuhan (bukan Tuhan).
Sementara karya tulis nonfiksi berdasarkan fakta. Sebagaimana salah satu contohnya adalah buku biografi. Buku ini berisi tulisan yang menceritakan tentang cerita atau keterangan kehidupan seseorang yang benar-benar ada dan berdasarkan fakta. Membuat buku biografi lebih kompleks daripada menulis karya fiksi. Tokoh yang ditulis benar-benar ada, dengan takdir hidup yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka dari itu penulis pada posisi ini tidak bisa menjadi tuhan. Biografi bisa ditulis oleh siapa pun, tetapi ditulis sendiri oleh tokohnya disebut dengan autobiografi.

Membuat buku biografi pada dasarnya kegiatan lisan yang dialihkan ke dalam tulisan. 
Kisah nyata hidup seseorang yang kemudian didramatisasi dengan foto-foto dari tokoh. Dengan tujuan imajinasi pembaca akan semakin kuat dan percaya.
foto-foto choirul tanjung
Foto Choirul Tanjung ketika sekolah di SMP Van Lith. (dok.pribadi) 

Sebelum menulis, kita harus mencari poin penting apa saja yang akan disampaikan dalam buku tersebut. Tak melulu menceritakan secara detail kisah hidup seseorang dari lahir hingga usia tertentu. Sebagaimana contohnya, biografi mengenai Mery Riana, yang ditulis Albertheine Endah, yang justru diambil saat ia berada di kondisi chaos 1998, kerusuhan rasial terhadap etnis Tionghoa, yang memaksa dirinya mengungsi ke Singapura.

Kita bisa memulai dari kisah saat tokoh berada pada masa susah, ambisi yang kuat mencari tangga kesuksesan, motivasi yang kukuh terus berjuang melawan hidup yang berat, pemikiran politik, pandangan hidup dan peluang tema lain yang sekiranya menarik.


Setelah mengetahui tokoh yang akan ditulis, apa saja yang harus disiapkan? Berikut ini langkah-langkah yang harus dikerjakan, diambil dari pengalaman pribadi sebagai biografer:


Pastikan Daya Tarik Tokoh
Langkah pertama, sebelum kita menulis biografi, kita harus tahu daya tarik orang yang akan ditulis. Terlepas dari terkenal atau sebaliknya tokoh yang akan ditulis, kita harus mempunyai alasan kuat mengapa tokoh yang kita pilih perlu ditulis. Dengan kata lain, mengapa khalayak perlu tahu tentang tokoh yang akan kita angkat tersebut. Sebagaimana Choirul Tanjung, yang punya kelayakan dibuatkan buku. Sebab Choirul Tanjung merupakan salah satu tokoh muda yang sukses membangun komunitas bisnisnya, berangkat dari nol, sebagai "anak singkong" kemudian membesar hingga kancah internasional. Kini memimpin perusahaan CT Corp, sebuah perusahaan yang membawahi beberapa anak perusahaan seperti Trans Corp, Bank Mega, dan CT Global Resources. 


Mencari Referensi Mandiri
Sebelum menemui tokoh bersangkutan, ada baiknya kita harus melakukan pencarian secara pribadi profil dari tokoh yang mau ditulis. Salah satunya mencarinya menggunakan teknologi pencarian seperti google. Atau bisa juga karya tulis dari tokoh itu sendiri, seperti jurnal-jurnalnya.

Kenapa hal ini dilakukan?

Karena biografer atau penulis biografi harus menghindari wawancara yang kaku karena tidak tahu dengan siapa ia berinteraksi, akhirnya menyerahkan semua pembicaraan terhadap tokoh.
Misal tokoh punya kecenderungan pada bidang seni lukis, maka setidaknya biografer harus tahu karya-karyanya dan aliran-aliran lukisannya. Tidak harus menguasai dengan benar-benar latar belakang tokoh tersebut, tapi setidaknya subjek-subjek penting saja yang diambil untuk bahan pembicaraan.


Kumpulkan Data Sebanyak-Banyaknya
Pada sesi ini, fokus pada kuantitas data terlebih dahulu. Sebagaimana contohnya, saya harus menjadi relawan selama satu bulan lebih untuk bisa mendapatkan data-data dari kisah Iman Suligi, pendiri TBM Kampoeng Batja. Saya harus datang setiap hari ke TBM untuk mendapatkan data-data utama yang diperoleh dari obrolan dengan beliau.

Waktu pengumpulan bahan ini bisa singkat ataupun lama tergantung tingkat kehadiran tokoh atau malah sebaliknya kita sendiri yang tak bisa rutin menjumpainya karena kesibukan tertentu. Sumber data tak hanya didapat dari wawancara dengan tokoh, bisa juga dari data hardcopy (misal buku catatan atau karya tulis) atau softcopy (dari media sosial).


Cari Fakta yang Paling Menonjol
Setelah kuantitas bahan banyak, cari fakta menonjol atau unik, atau yang paling menarik, dan menginspirasi dari kisah hidup tokoh yang kita angkat. Kenapa harus dicari? Sebab kejadian penting tersebut berdampak pada kehidupan, baik tindakan atau pemikiran dari tokoh yang bersangkutan.
tan malaka biografi
Biografi tokoh-tokoh besar.

Seperti pada buku biografi Tan Malaka menuliskan fakta menarik pada masa kecilnya yang jarang orang tahu. Waktu kecil terkenal sebagai anak bandel. Pernah terlibat perkelahian antar kampung, Tan Malaka acap kali bertindak sebagai jagoan atau pentolan memimpin perkelahian itu.

Nah, itulah Empat Tahap Menulis Buku Biografi. Semoga bermanfaat. 

Gemar menulis dan membaca dua aktivitas ini yang menjadi kendaraan saya menjadi penulis, untuk menambah kenalan di Tanah Air maupun luar negeri, yang punya passion sama dibidang literasi.

10 Comment:

  1. Next, bagi info cara menulis artikel blog yang bahasanya ringan tapi tetap berbobot donk kk.
    Btw, makasih infonya kak. Saya suka menulis tapi yang kurang oandai dengan tekninknya😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik, mungkin pada kesempatan lain akan saya tulis. Mengenai tekhnik menulis, Anda tak perlu belajar secara teoritis, yang perlu adalah membaca, membaca, dan membaca. Tentunya dibarengi dengan peresapan membaca.

      Salam literasi!

      Hapus
  2. Hai gan, bagaimana supaya kita bisa konsisten dalam menulis bagi seorang pemula?
    Bagi tips nya dong 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau konsisten dan ingin menjadi penulis?
      Coba agan baca artikel saya berjudul "Manfaat Menulis Catatan Harian". Nah, setelah membaca artikel tersebut, semoga terinspirasi.

      Salam literasi!

      Hapus
  3. yo bagus sarannya, tpi gmana cara menimbulkan niat menulis?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Niat menulis bisa timbul jika ada dorongan atau motivasi yang mendasarinya. Misal seperti agan ingin kuliah tinggi dengan titel yang prestisius, maka agan pun mau tidak mau harus belajar yang tekun untuk mencapainya.

      Nah, sama juga dengan menulis. Apa yang mendasari agan menulis?
      Temukan motivasi kuat yang mendasarinya.

      Hapus
  4. Apakah biografi ini hanya khusus untuk orang yang sudah meninggal?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak khusus untuk orang yang sudah meninggal.

      Banyak sekali contoh-contoh biografi tokoh yang masih hidup. Contohnya, biografi dari Pak Presiden Joko Widodo, Erick Thohir, Choirul Tanjung, Mark Zuckerberg, Bill Gates, Nadiem Makarim, Dahlan Iskan, Susi Pudjiastuti, Ganjar Pranowo, dan masih banyak tokoh-tokoh lainnya.

      Salam literasi!

      Hapus

Contact

Kirim saya Email

Hubungi

ContactInfo

Secara etimologis, kata literasi (literacy)berasal dari bahasa Latin “literatus” yang artinya adalah orang yang belajar. Literasi erat hubungannya dengan proses membaca dan menulis. Namun, seiring berjalannya zaman, literasi mengalami perkembangan definisi yang baru, diantaranyaliterasi sains,literasi digital,literasi numerasi, literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan. Khusus di website ini, membahas tentang literasi baca dan tulis atau manfaat berjejak hidup lewat kata.

Alamat:

Jln. Sunan Bonang No. 42A, Jember.

Phone:

+62 812 3254 8422

Email:

admin@mediapamungkas.com