Selama ini orang selalu menganggap pekerjaan sebagai ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang ringan. Ya, anggapan ini pernah hinggap pada diri saya juga. Tapi itu dulu, saat saya masih belum berkeluarga. Belum beristri. Saya beranggapan bahwa menjadi ibu rumah tangga itu tidak ada hal yang berat yang harus dikerjakan, hanya menunggui anak main dan suami pulang. Titik. Begitulah pikiran orang lajang. Ya, saya yang dulu.
Tapi, setelah menikah dan mempunyai anak, anggapan bahwa menjadi ibu rumah tangga mudah rupanya salah. Apalagi ketika saya punya anak, saya harus membuang sikap perfeksionis pada diri saya. Salah satu contohnya, membuang kritik berlebihan terhadap rumah berantakan karena si anak. Mengkritik istri untuk urusan rumah adalah jalan salah menuju keretakan sedikit atau bahkan lebih terhadap hubungan suami-istri. Istri harus dibantu adalah tindakan yang tepat.
Memang, para jaka tak dapat ilmu dari bangku sekolahan mengenai mengatur manajemen rumah, mengasuh anak, menyiram tanaman, menyiapkan segala kebutuhan keluarga dan seabrek kerjaan rumah lainnya. Begitulah kesibukan para ibu. Nilai tambah yang harus suami puji ketika istri memanfaatkan waktu dengan mengasah keterampilan dan berkreatifitas, misalnya seperti menulis. Sebagaimana teman blogger saya, yang satu grup dengan komunitas The Jannah Institute, bernama Diah Mumpuni Afrianti. Aktifitas beliau sekarang sebagai ibu rumah tangga dengan dua anak laki-laki. Di lingkar komunitas, tentunya beliau dikenal sebagai writer dan blogger.
Mbak Diah, begitulah saya sebut di sini, beliau dulu pasca lulus SMA, hijrah ke kota Gudeg, Yogyakarta, untuk melanjutkan pendidikan di jenjang universitas di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil. Uniknya, beliau merasa salah jurusan. Sebab sebenarnya passion Mbak Diah adalah menulis. Mbak Diah menyebut passion menulisnya itu ibarat seperti permen karet yang menempel pada pakaian. Disela-sela kegiatan kampus yang super padat, Mbak Diah masih sempat terus menulis, beliau melakukannya ketika ada waktu senggang di kamar kos.
Setelah beliau selesai kuliah, balik lagi ke Jember. Tapi, meski begitu beberapa kenangan akan Kota Yogyakarta tak bisa dilupakannya, oleh karena itu beliau menulis kenangan tersebut pada website pribadinya, dengan judul LAVA TOUR, KISAH TRAGIS ERUPSI GUNUNG MERAPI, JOGJA: PERJALANAN AKHIR TAHUN 2020. Tulisannya detail dan otentik, sehingga saya bisa menyelam lagi ke Yogyakarta, dulu juga sempat mempunyai kenangan waktu kos di Sorowajan, Bantul, termasuk Yogyakarta sendiri.
Meski tidak harus berangkat ke kampus lagi atau ngantor, tentunya dengan menjadi seorang ibu dengan dua anak, pasti akan tetap pekerjaannya banyak. Pekerjaan itu bahkan dimulai dari saat bangun tidur sampai nanti sebelum tidur. Diawali dari membangunkan anak-anak, memasak, mencuci baju, mencuci piring, dan banyaaak jika ditulis di sini.
 |
Pekerjaan yang tak ada habisnya.
|
Bagaimana ceritanya beliau join di group The Jannah Institute?
Pada suatu hari , pada tahun 2019, Mbak Diah melihat iklan mampir di salah satu grup whatsApp-nya. Biasanya, Mbak Diah jarang menaruh perhatian pada iklan-iklan di grup. Tapi tulisan di iklan tersebut menarik buatnya. Tema iklan tersebut adalah freelancer writer, dimentori oleh Prita HW.
Berawal dari iklan tersebut, Mbak Diah akhirnya ikut serta, singkat kata masuk di group The Jannah Institute, group atau komunitas besutan Mbak Prita HW.
Nah, bagi Anda yang seorang ibu rumah tangga, Anda bisa juga menjadi penulis. Tidak harus best seller atau master piece, karya Anda setidaknya abadi dan mempunyai nilai manfaat yang berterus-terusan atau amal jariyah. Apa tidak ingin bagi Anda yang suka menulis diary ketika masih duduk di bangku SD dan gemar dengan pelajaran mengarang, untuk kemudian menjadi penulis?
Mbak Diah sendiri memiliki karya-karya tulis. Diantaranya “Masa Lalu, Terima Kasih Atas Semuanya” (Non Fiksi, Antologi, 2019), “Memoar dan Memar” (Non Fiksi, Antologi, 2020), “Lika-liku Profesi” (Non Fiksi, Antologi, 2020) dan “Tumbuh Setelah Patah” (Fiksi-Prosais, Antologi, 2021).
Jika Anda ingin berkenalan dengan beliau, sila hubungi di websitenya:
www.diahmumpuni.com. Akun instagramnya: @dee_afr
Mantap semangat menulis dan berkarya
BalasHapusIRT sekaligus merangkap sbg blogger banyak sebenarnya.. di komunitas 1 minggu 1 cerita salah satunya atau di blogger crony..
BalasHapusSangat inspiratif tulisannya cocok untuk jadi bacaan wajib
BalasHapusSalam kenal dari cakraspot.my.id https://www.cakraspot.my.id/2021/03/8-tips-jadi-blogger-dapat-duit-hanya.html
BalasHapusSalam kenal dari cakraspot.my.id https://www.cakraspot.my.id/2021/03/8-tips-jadi-blogger-dapat-duit-hanya.html
BalasHapusbagus bisa dibuat contoh nih,,,
BalasHapusSudah hebat IRT merangkap blogger����
BalasHapusSudah hebat IRT merangkap blogger����
BalasHapusTugas sebagai ibu ruamh tangga ringan kok kalau ditulis. Tapi pahalanya lebih berat dari tulisan itu sendiri karena beratnya tugas nyata sebagai seorang ibu rumah tangga. Tulisan yang bisa memberikan motivasi bagi para Mom's untuk bisa produktif diantara kesibukannya
BalasHapuswah ternyata pikiran seorang lajang dulu begitu ya, hehe, alhamdulillah sekarang tahu kenyataannya ya mas. Tulisan ini bisa jadi referensi kalau ibu RT pun bisa berkreasi.
BalasHapusBetul, menjadi ibu rumah tangga itu juga suatu pekerjaan. Pun bisa menghasilkan karya dengan padatnya aktivitas.
BalasHapusBerumah tangga ternyata perlu berjiwa besar ya mas. Saya mesti latihan mandiri nih sebelum berkeluarga hehehe..., Mbak Diah ini keren, ngerumat passion sampai bisa nerbitin buku, blog. Suka banget bisa berada di TJI, banyak orang insporatif!!!
BalasHapusjadi menghargai peran dan kaum ibu ya pak dg menurunkan perfectionis
BalasHapusHingga hari ini menulis masih menjadi legitimasi bagi orang tertentu (menurut pemikiran beberapa audiens) padahal menulis merupakan aktivitas seperti biasanya yang diserut sekreasi mungkin dalam takar karya seni yang menghasilkan.
BalasHapusbahkan menulis telah menyasar ke ibu RT, namun semuanya tergantung masing-masing melihat dari sisi mana untung rugi menjadi writer profesional. keren
Salam Sukses