Februari 03, 2021

Majas Eufemisme
contoh majas eufemisme
Jika sebelumnya telah membahas majas personifikasi dan metafora, pada kesempatan ini membahas tentang majas eufimisme dan saya sajikan juga contoh kalimat dengan tema terbaru.

Eufimisme masuk kategori majas perbandingan.  ‘Euphemizein’ adalah kata asal dari kata eufimisme yaitu bahasa Yunani yang artinya ‘kata-kata yang baik’.

Majas eufimisme diartikan majas yang mengutarakan ungkapan halus dengan mengganti ungkapan yang dirasa kurang sopan dengan katayang lebih baik sebagai bentuk sikap yang lebih sopan. (Indira Ratna, 2019: 219)   Majas ini biasanya dipakai saat berinteraksi dengan orang yang lebih tua atau orang yang lebih dihargai untuk memberikan kesan sopan. 

Sebagai orang Jawa, tingkah laku pada orang Jawa cukup erat dengan majas ini. Ungkapan budi bahasa dan tutur kata orang Jawa selalu mengacu pada tingkah laku, tabiat, budi pekerti, akhlak, dan sebagainya. Oleh karena itu, tingkah laku tergambar dalam tindakan berbahasa. Sehubungan dengan tindakan berbahasa tersebut, majas eufemisme semacam cara mengungkapkan kata secara halus untuk menggantikan kata-kata yang merendahkan atau kasar.

Contoh: 
Wuta  (buta), eufemisme dari kata picak (buta), 
Rada miring kata halus dari kata édan (gila).  
Kurang raket untuk menggantikan congkrah (bertengkar).      

Berhubung perbendaharaan atau kata atau frasa saya kurang di Bahasa Jawa, mungkin karena pengaruh geografis yang terjadi pada tempat tinggal saya yakni akulturasi Jawa-Madura, sehingga tercipta istilah Pendhalungan. Maka yang saya bahas adalah dari segi Bahasa Indonesia. Berikut ini contoh kalimat yang mengandung majas eufemisme, diantaranya:

1. Di lampu merah Tegal Besar itu ada satu orang tidak sehat. (orang tidak sehat = orang gila).
2. Indonesia mencatat hingga saat ini ada lebih dari 6,4 juta pekerja yang dirumahkan akibat pandemi. (dirumahkan = di-PHK).
3. Pada saat yang bersamaan, hujan turun membuat saya ingin buang air kecil. (buang air kecil = kencing).
4. Ada beberapa orang di pedalaman sana yang tuna aksara. (tuna aksara = buta huruf).
5. Bank Dunia menyarankan Indonesia mengatasi permasalahan pangan. Sebab ada indikasi masyarakat ekonomi bawah sulit untuk membeli makanan pokok.. (ekonomi bawah = miskin).
6. Sampai sekarang kakak tidak menyangka Nike Ardila yang kala itu umurnya masih 19 tahun mendahuluinya, sementara kakak berusia jauh lebih tua dari Nike. (mendahului = meninggal).
7. Sebanyak belasan polisi yang bertugas di Sumatera Selatan diberhentikan secara tidak hormat lantaran terlibat narkoba hingga bolos kerja tanpa keterangan resmi. (diberhentikan = dipecat).
8. Pakar kesehatan dari Universitas Indonesia mengungkapkan banyak pasien yang mengalami gejala tak biasa yang diduga corona. (pasien = orang sakit).
9. Sudah berjam-jam menahan, akhirnya saya harus ke belakang dulu. (ke belakang = ke kamar mandi).
10. Menahan koruptor yang memiliki sumber daya keuangan dan pengaruh politik yang sangat besar di dalam jeruji besi bukanlah perkara yang gampang. (jeruji besi = penjara).
11. Saya pernah merantau ke Yogyakarta, di sana bekerja sebagai pramusaji ayam geprek. (Pramusaji = pelayan rumah makan).
12. Menteri Sosial, Tri Rismaharini, memberikan bantuan sosial kepada sejumlah tunawisma.. (Tuna wisma = gelandangan).
13. Ayah dan ibu saya telah berpulang ke Ilahi sudah lama. (berpulang = meninggal).
14. Hujan-hujan seperti sekarang ini membuat saya sering ke kamar kecil. (kamar kecil = WC).
15. Mencari pramuwisma untuk menjaga kebersihan dan kerapian rumah. (pramuwisma = pembantu rumah tangga).

Nah, cukup 15 contoh di atas, saya undur diri (pamit). Sila tambah di kolom komentar jika ada contoh kalimat eufemisme dari Anda.

Gemar menulis dan membaca dua aktivitas ini yang menjadi kendaraan saya menjadi penulis, untuk menambah kenalan di Tanah Air maupun luar negeri, yang punya passion sama dibidang literasi.

0 Comment:

Posting Komentar

Contact

Kirim saya Email

Hubungi

ContactInfo

Secara etimologis, kata literasi (literacy)berasal dari bahasa Latin “literatus” yang artinya adalah orang yang belajar. Literasi erat hubungannya dengan proses membaca dan menulis. Namun, seiring berjalannya zaman, literasi mengalami perkembangan definisi yang baru, diantaranyaliterasi sains,literasi digital,literasi numerasi, literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan. Khusus di website ini, membahas tentang literasi baca dan tulis atau manfaat berjejak hidup lewat kata.

Alamat:

Jln. Sunan Bonang No. 42A, Jember.

Phone:

+62 812 3254 8422

Email:

admin@mediapamungkas.com