Februari 16, 2021

Ingin Cipta Novel Pendhalungan
pasar tanjung berliterasi jember
Negeri kita ini memiliki ratusan kota yang tersebar dari ujung barat hingga timur. Setiap kota memiliki ciri khas dengan landmark yang berbeda-beda dan ada keunikannya masing-masing. Termasuk Jember, kota kelahiran saya ini.

Tepat pada tanggal 01 Januari 2021, kota ini sudah berumur 92 tahun. Sebagai salah satu kota tempat lahir saya, ada keunikan yang telah tersemat di kota yang usianya hampir satu abad ini. Salah satunya keunikannya adalah dari segi bahasa. Bahasa di Jember ini perpaduan dari tiga bahasa, yakni Madura, Jawa, dan Indonesia. Persilangan dari tiga bahasa itu yang akhirnya disebut dengan akulturasi bahasa.

Pada tahun 2015, abang saya dari Deli Serdang berkunjung ke Jember. Lawatannya waktu itu bertema duka, karena bapak baru saja meninggal dunia. Kira-kira semingguan abang tinggal di Jember. Selama itu saya ajak berkeliling di kota Jember. Saya mengajaknya membeli STMJ, dan berburu cenil, ketan, tape, pecel hingga nongkrong di teras toko di persekitaran Hotel Merdeka, Jalan Sultan Agung, demi menikmati pemandangan malam di Jember setelah sekian belasan tahun tak pernah pulang ke Jawa.

Abang mengutarakan ke saya, bahwa bahasa Jember itu unik sekali. Dan semakin ke sini semakin unik, karena terjadi persilangan bahasa Indonesia dengan Jawa. Salah satunya dia diam-diam mengumpulkan kosakata Jember yang menurutnya unik, diantaranya:

Perpaduan Jawa-Indonesia
-Kesinio (kesinilah)
-Dianukkan (dibeginikan)
-Polanya (sebabnya)

Sementara, perpaduan Jawa-Madura
-Ku-melaku (jalan-jalan)
-pu-nyapu (sapu-sapu)

(Silakan Anda bisa tambah kosa kata Jember di kolom komentar.)

Di atas ini adalah sedikit yang saya ingat dari banyaknya kata yang kemudian disebut dengan bahasa Pendhalungan. Memang terdengar unik, bagi orang yang baru kenal dengan Jember atau orang yang lama sekali merantau di kota lain, tentunya selain kota-kota Tapal Kuda (Lumajang, Situbondo, Bondowoso, Probolinggo, Pasuruan, dan Banyuwangi).

Atas dasar keunikannya, ditambah kehidupan urban yang serba cepat dan padat, sehingga di kota Jember kita temui bukan saja etnis Jawa dan Madura, tapi Osing, China dan Arab. 
Belum lagi dari plat nomor yang sudah bukan hanya plat P saja yang sering terlihat, maka bagi saya tertarik untuk mengulik lebih dalam. Saya ingin sekali membuat sebuah karya tulis berupa novel mengenai Jember. Menurut saya, 

novel memiliki tingkat efektifitas yang tinggi sebagai medium promosi pariwisata nasional. 
Dengan catatan, novel itu harus best seller. Bercermin pada karya Andrea Hirata, yakni Laskar Pelangi, yang kemudian membuat Pulau Belitong yang tadinya terkenal sebagai tempat pertambangan timah, kemudian menjadi terkenal untuk dijadikan tempat destinasi pariwisata.

Maka saya pernah terdorong untuk membuat novel yang berdasarkan fakta aktual. Dibantu oleh seorang teman bernama Muhammad Iqbal. Dia kala itu, 2016, masih kuliah di UNEJ, Jurusan Sastra Sejarah.

Singkat cerita. Kami berdua pergi ke Unit Pasar Tanjung, tepatnya dibagian muka sebelah barat Pasar Tanjung, tak jauh dari lampu merah. Disana, kami mengutarakan maksud ingin mengadakan penelitian dengan mengambil data, berupa:

Denah Pasar Tanjung
Sejarah berdirinya Pasar Tanjung
Dan lain-lain
Orang Unit Pasar bertanya, "dari kampus, lembaga atau organisai apa ini?"
Kami pun menjawab, "personal saja, Pak."

Kemudian, orang Unit Pasar itu menyarankan agar pergi ke Dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga). Di sana dijelaskan ada data-data yang berbentuk data base dan analisis data. Tak menunggu lama, kami langsung saja ke Dispora. Sesampainya, kami langsung diarahkan ke Bakesbangpol (Badan Kesatuan Bangsa dan Politik) oleh pihak berkaitan. Kami pun meluncur ke Jl. Letjen S. Parman No. 89, tempat Kantor Bakesbangpol berada. Sesampainya di sana, seseorang menyarankan agar kami membuat pernyataan diri berisi tujuan mendapatkan data sebagai sumber yang valid. Kami pun mencari warnet yang menyediakan printer. Berdua membuat pernyataan diri, membuat dengan bahasa karangan sendiri. Hanya perlu setengah jam, kemudian kembali lagi ke Bakesbangpol. Syukurlah, Bakesbangpol mengeluarkan surat pengantar yang kemudian harus diserahkan kepada Dispora.
literasi jember
Surat pengantar dari Bakesbangpol. 
literasi jember
Detail isi surat Bakesbangpol.

Sesampainya di Dispora, saya diberi tahu oleh pegawai Dispora bahwa untuk mendapatkan accepted bisa ditunggu besok hari, informasinya bisa saya dapatkan dari SMS atau telepon.

Keesokan harinya, belum ada notifikasi atau telepon dari Dispora selama seharian. Handphone stand by on terus. Kemudian saya berpikir, mungkin besok. Besok pun tak ada lagi kabar. Lalu saya berpikir mungkin dalam minggu ini. Dilalah, dari minggu, bulan, hingga masa berlaku surat pengantar habis (31 Oktober 2016). Semangat saya pun luntur, tapi bersyukur bisa kenal birokrasi.

Mungkin belum rezekinya saya diberi jalan sama Sang Maha Kuasa untuk membuat novel untuk kota tercinta ini.

Lalu, pertanyaan yang muncul, kenapa saya ingin sekali data-data historis dari Pasar Tanjung?

literasi jember
Pasar Tanjung tahun 2016 (dok. pribadi)

literasi jember
Pasar Tanjung tahun 2021 (dok. pribadi)

Sebab, pasar adalah miniatur masyarakat. 
Di sana saya dapati berbagai orang dengan latar yang berbeda-beda. Dari pengalaman sekian tahun berkunjung ke sana saya temui seseorang berdialog dengan bahasa Minang, Mandarin, Sunda, Ngapak, Papua dan bahasa yang tak saya pahami dari mana. Dengan iras wajah pembeli yang berbeda-beda. Pasar ini sering saya kunjungi untuk membeli bahan masakan atau barang kebutuhan sehari-hari. Jaraknya juga dekat dengan tempat tinggal saya. 

Jadi, menarik ketika tokoh-tokoh dalam novel yang saya bangun dari berbagai macam orang itu tercipta, menghadirkan khas Pendhalungan yang unik.  Apalagi kalau usaha tersebut diperingan oleh pemerintah setempat memuluskan usaha kecil saya ini dengan memberi data-data yang valid, entah itu berupa lembaran data, atau bentuk lainnya. Sebenarnya tak banyak harapan saya, hanya ingin kearifan lokal Jember ini dikenal luas. Itu saja.

Catatan berlumut, 02-08-2016.

Gemar menulis dan membaca dua aktivitas ini yang menjadi kendaraan saya menjadi penulis, untuk menambah kenalan di Tanah Air maupun luar negeri, yang punya passion sama dibidang literasi.

0 Comment:

Posting Komentar

Contact

Kirim saya Email

Hubungi

ContactInfo

Secara etimologis, kata literasi (literacy)berasal dari bahasa Latin “literatus” yang artinya adalah orang yang belajar. Literasi erat hubungannya dengan proses membaca dan menulis. Namun, seiring berjalannya zaman, literasi mengalami perkembangan definisi yang baru, diantaranyaliterasi sains,literasi digital,literasi numerasi, literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan. Khusus di website ini, membahas tentang literasi baca dan tulis atau manfaat berjejak hidup lewat kata.

Alamat:

Jln. Sunan Bonang No. 42A, Jember.

Phone:

+62 812 3254 8422

Email:

admin@mediapamungkas.com