Februari 10, 2021

Jeda Menulis untuk Menghidupkan Tulisan Lama
Ini adalah tulisan yang ke-89. Usaha menulis setiap hari memang saya canangkan terhadap diri saya sendiri. 
Sebagai orang yang pernah duduk di bangku kampus tapi tak sampai meraih gelar kesarjanaan, tapi saya yakin semua seisi dunia ini ada pembelajarannya. 
Bahkan semut, dan renik kuman sekalipun. Maka dari itu menulis setiap hari bisa diajarkan terhadap diri sendiri.

Yang memotivasi saya untuk memprogram diri menulis setiap hari sebenarnya salah satunya dari A.S Laksana. Melalui buku Creative Writing-nya saya terpacu mengadopsi wejangannya. Bahwa, "siapa pun bisa menulis, asal action, bukan sebaliknya: banyak mikir tapi tak berbuat apa-apa," begitulah yang saya ingat pesan yang bisa saya petik dari buku corak hitam karyanya.

Namun, tidak dipungkiri, dalam perjalan program ini ada saja kendala yang mewarnainya. Salah satunya status orang sekeliling saya, utamanya istri dan anak. Mereka juga perlu tangan saya, sebagaimana tulisan yang tercipta ini. Seringkali tangan saya mengulur ke mereka, mereka juga perlu perhatian dengan sentuhan tangan saya.

Mengganggu?

Ya, tentu saja sangat mengganggu. Mengganggu bagi orang yang picik pikirannya. Kehadiran keluarga tentu saja erat kaitannya dengan bahtera hidup yang bisa mengantarkan dari yang hidup semakin hidup. Keluargalah bisa menjadi bekal untuk mengantarkan seseorang dari yang baik semakin baik. Dunia hanya sementara, ada yang kekal tapi tak kunjung datang. Tapi jangan lupa, kedatangannya tak terduga-duga. Siapa tahu sebentar lagi, siapa tahu setelah membaca tulisan ini. Makanya, innallaha ma ashobirin, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Saya harus sabar.

Sabar adalah pelajaran yang tiada hentinya selama kita masih hidup.  
Saya, terpikir untuk jeda menulis. Entah berapa hari, beberapa minggu, beberapa bulan. Bukan berarti mandeg sama sekali. "Kadang penulis itu perlu kontemplasi," begitu kata Pak Bambang Trim. Saya ingin menghidupkan karya-karya saya yang mati suri, diantaranya yang berada di draft, di buku diari, di ingatan. Diantara ide yang muncul untuk menghidupkan tulisan-tulisan itu, saya menghidu api yang sangat panas. Yakin, ada unsur ledakan yang kuat alias booming.

Kenapa yakin sekali?

Ya. Dalam perjalanan saya menjadi seorang penulis, saya pernah dikecewakan oleh satu penerbit. Mereka memberi job kepada saya, tapi sayangnya style tulisan saya diarahkan mereka sehingga menjadi bukan tulisan saya. Tulisan saya seperti tulisan Raditya Dika yang bertajuk "Kambing Jantan", yang kata-kata dalam buku tersebut berantakan, tapi memang genrenya komedi jadi ya (mungkin) sah-sah saja. Sementara tulisan saya bukan genre dagelan. Belum lagi tulisan-tulisannya di-delete di sana sini, misalkan harusnya buku itu ketebalannya 250, tapi karena tidak sesuai standar dari penerbit, akhirnya dipangkas menjadi 170-an halaman. Kemudian ketika saya bertamasya di Gramedia, saya menemukan sebuah novel di rak dengan label "BEST SELLER". Ketika saya sibak, "ini style tulisanku." Terlalu percaya dirikah seorang Saad? Ya, harus percaya diri.  

Memangnya hasilnya seperti apa setelah disunting oleh penerbit itu?

Jauh dari ekspektasi. Menyedihkan. Memalukan. Enggak nyambung ceritanya. Seperti katak yang ketakutan, lompat-lompat tak karuan ceritanya. Makanya tidak saya publikasikan bahwa saya ada karya novel ini. 

Maka dari itu, saya ingin jeda. Dan kemudian muncul dengan kabar gembira bahwa tulisan saya yang remuk di sana sininya, telah hidup kembali,  dengan style tulisan saya.

Ada berapa tulisan yang mati suri?

Terhitung ada 3 naskah yang masih belum proses sunting. 


Gemar menulis dan membaca dua aktivitas ini yang menjadi kendaraan saya menjadi penulis, untuk menambah kenalan di Tanah Air maupun luar negeri, yang punya passion sama dibidang literasi.

0 Comment:

Posting Komentar

Contact

Kirim saya Email

Hubungi

ContactInfo

Secara etimologis, kata literasi (literacy)berasal dari bahasa Latin “literatus” yang artinya adalah orang yang belajar. Literasi erat hubungannya dengan proses membaca dan menulis. Namun, seiring berjalannya zaman, literasi mengalami perkembangan definisi yang baru, diantaranyaliterasi sains,literasi digital,literasi numerasi, literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan. Khusus di website ini, membahas tentang literasi baca dan tulis atau manfaat berjejak hidup lewat kata.

Alamat:

Jln. Sunan Bonang No. 42A, Jember.

Phone:

+62 812 3254 8422

Email:

admin@mediapamungkas.com