Januari 17, 2021

Agar Anak Suka Membaca Buku
cara membuat anak suka baca buku dan terbiasa
Dr. Cahyo Suprayoga, ketua Gerakan Gemar Membaca Indonesia, dalam kesempatan berkunjung ke Jember, tepatnya di Kampoeng Batja, menjelaskan "The World’s Most Literate Nations" yakni badan pemerhati literasi, menerangkan bahwa Ibu Pertiwi berada di peringkat ke-60 untuk tingkat literasi, terpaut satu tingkat di atas Botswana. (Anda bisa membaca di artikel sebelumnya, “Apa itu Literasi?”). 
Susahnya membudayakan membaca pada masyarakat kita sebenarnya puncanya berada pada cara didik orang tua. Sebab awal sebelum kenal dunia pun si kecil sudah berguru dengan orang tua. 
Terlebih lagi jika orang tua yang secara langsung memberikan pembelajaran kepada si kecil. Kebanyakan orangtua akan berpikir kapan saat yang tepat untuk mengenalkan buku pada anak. 
“…mengenalkan bacaaan kepada anak bisa dilakukan orang tua sejak dini”. 
Sepenggal kata di atas dari Dr. Cahyo Suprayoga pada Jumat petang, 15 November 2019 . Beliau dalam kesempatan itu mengatakan bahwa hal ini menjadi sangat penting agar anak terstimulasi dan tumbuh menjadi anak yang cerdas juga kreatif. Meski pun mungkin masih belum bisa baca, yang terpenting adalah terbiasa untuk memegang, dan terbiasa melihat kehadiran buku, selain orang tua membantu membacakan cerita di dalamnya. Kebiasaan ini adalah pupuk, yang kemudian akan menuntun anak menjadi senang berliterasi. 

Buku “Koeng: Meniti Jalan Literasi”, mengisahkan tokoh Koeng atau Kung Iman Suligi mendidik dirinya dengan membaca sedari beliau kecil. Lingkungan yang memotivasi, seperti ayah beliau, alm. Pak Soebronto yakni seorang agen koran dan majalah, yang juga mempunyai kebiasan membaca, semakin menguatkan kebiasaan membaca Kung kecil lewat koran dan majalah. Founder TBM eksklusif di Jember, Kampoeng Batja, mengawali kesuksesannya dari kebiasaan membaca buku sejak kecil, berikut kutipan di halaman 62: 
Memang budaya membaca tidak bisa serta merta bisa dilakukan oleh semua orang, namun harus dibiasakan dan dipupuk sejak kecil, dan dimulai dari lingkungan keluarga. Jika sejak kecil terbiasa memiliki waktu untuk membaca, si kecil akan menjadikan membaca adalah sebuah kebutuhan. Selain itu, orang tua yang suka membaca akan memberikan kebiasaan yang sama kepada anak. Beri si anak buku yang tepat dan sesuai dengan usianya, jangan diberi bacaan bertema ekonomi dan politik, bisa-bisa blenger.
Kutipan kalimat pada buku biografi Iman Suligi di atas ini hendaknya membuat orang tua insaf bahwa mereka tak perlu menunggu anak besar atau pandai membaca dulu, sebab terburu dimakan oleh perkembangan zaman digital. Di mana era ini mayoritas anak-anak menyenangkan dirinya dengan berbagai macam hiburan non baca. Bahkan menjadikan hiburan digital ini candu, seperti game, misalnya. Kita tahu, betapa seperangkat benda segenggam tangan alias HP yang terkoneksi internet, tak ada batas lintasannya. Kadang-kadang iklan yang seharusnya tidak dipertontonkan anak usia dibawah umur, kadang-kadang muncul dengan sendirinya di layar HP. 

Lalu, pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana kalau anak tak memahami isi dari buku bacaannya? Bukankah itu sia-sia? 

Di sinilah peran orang tua sangat diperlukan sebagai pendamping, dan harus sabar mengajari si kecil memahami bacaannya tersebut.
“Padahal tidak semuanya yang kubaca itu tak kupahami. Namun karena disamping ada bapak, kadang aku bertanya langsung kepada beliau apa maksud dari konten.” Kutipan pada buku “Koeng: Meniti Jalan Literasi”, halaman 9.
Apa manfaat bagi si kecil dengan gemar membaca? Salah satunya akan meningkat daya kreativitasnya. Membaca dapat mengembangkan sisi kreatif otak anak, sebab anak akan terpancing untuk memiliki rasa ingin tahu yang lebih. Ini dapat memotivasi mereka membuat suatu inovasi melalui daya imajinasi dan kreativitasnya, salah satunya mereka bisa berkarya tulis. Sebagaimana akan kita ketahui manfaatnya pada buku biografi Kung Iman, dikutip pada bab “Karena Si Kuncung” atau pada halaman 57: 
“Aku sering membaca cerpen-cerpen yang dimuat di halaman majalah Si Kuncung. Setelah membacanya, aku akan ingat-ingat cerpen itu dari berbagai sudut. Mulai dari konfliknya, diksi cerpennya, tokohnya beserta berkarakternya. Dari kebiasaan sederhana ini, rupanya secara tidak langsung berdampak positif kemudian terbetik untuk membuat sebuah cerpen juga, yang kemudian aku mengirim ke redaksi Si Kuncung.”
Dr. Cahyo mengatakan, salah satu cara memulai agar anak suka dengan buku adalah dengan memberinya sebuah buku bergambar. Menjadi nilai tambah kalau berwarna. Sebab membantu anak mengembangkan kemampuan panca inderanya lewat warna-warna di dalam buku. 

membaca buat sedini mungkin anak
Membaca menggunakan imajinasi dan nalar. (dok. pribadi).

bacaan bagi si kecil yang membuat kreatif
Anak bersama Ippho Santosa. (dok. pribadi).

Sebagaimana anak saya yang hendak melangkah ke usia 2 tahun, tepatnya tanggal 2 Maret 2021, lebih suka dengan buku bergambar yang berwarna. Ketika dibacakan dia akan fokus. Akan tetapi, karakter anak saya cenderung lebih suka penyampaian “show, don’t tell”. Sebab saya temui pada buku bacaan narasi tulisannya terlalu panjang dan matang untuk ukuran balita, akibatnya halaman tak segera berlanjut ke berikutnya. Sementara Adnan, nama anak saya, sudah merasa penasaran dengan lembar selanjutnya. Maka, saya menyampaikan isi cerita dengan narasi karangan saya sendiri yang tentunya dengan pakem cerita yang tidak berubah. Di sini saya harus olah vokal. Misal menirukan suara yang berlainan, ketika di dalam buku tersebut ada beberapa tokoh yang berbeda. Atau menirukan suara hewan, seperti burung, ayam, kucing, kuda, keledai, unta dan hewan-hewan lainnya. 

Sepertinya, semua orang telah melalui fase bacaan yang semakin hari semakin meningkat. Dulu ketika saya kecil, TK—SD, suka sekali dengan majalah Bobo dan komik Doraemon. Sebab dua bacaan ini mudah dipahami, dengan gambar-gambar yang aktraktif dan lucu. Kemudian, ketika masa SMP, bacaan saya agak naik level, membaca novel anak-anak seperti “Little House, Seri Caroline” atau novel misteri atau hantu (saya lupa judulnya). Saya sendiri tak sengaja membaca seri Caroline ini saat ada penyewaan komik dan novel “Jessies” di Jalan Kertanegara, Jember. Atau tepatnya Restoran Lumintu ke arah utara 100 meteran. Seri Caroline, meski bacaan luar negeri yang dialihbahasanan ke Indonesia, tapi terjemahannya mudah dipahami. Serta cerita-cerita sederhana mengenai kehidupan, belalang, rumput, badai, terik matahari, dan remeh-temeh lainnya. Kutipan novel karya Maria D. Wilkes, yang saya ingat dan berkesan adalah: 
“Jangan pernah mengeluh atas apa yang kau miliki atau tidak kau miliki”
Kemudian, ketika SMK, beralih lagi ke bacaan ilmiah populer dan novel-novel dewasa. Sekarang penyewaan komik dan novel ini tutup tergerus oleh zaman digital yang serba praktis. Memudahkan banyak orang meninggalkan media cetak, seperti koran, beralih ke media online. Pak Kholid Ashari, pengusaha atau owner Senyum Media berseloroh, katanya semakin tahun yang berlangganan koran semakin berkurang lantaran yang berlangganan meninggal dunia. Rata-rata yang berlangganan generasi generasi baby boomers dan generasi x (1946—1980). Kini, orang-orang lebih banyak menghabiskan waktu berselancar di internet daripada mencari informasi dengan membeli bacaan fisik. 

Solusi bagi orang tua zaman milenial “ngajari” senang bacaan kepada anak adalah dengan mengajak anak berwisata literasi, dengan mengunjungi perpustakaan daerah dan taman bacaan seperti di Kampoeng Batja (jika di Jember). 

Terima kasih telah membaca tulisan sederhana ini.

Gemar menulis dan membaca dua aktivitas ini yang menjadi kendaraan saya menjadi penulis, untuk menambah kenalan di Tanah Air maupun luar negeri, yang punya passion sama dibidang literasi.

0 Comment:

Posting Komentar

Contact

Kirim saya Email

Hubungi

ContactInfo

Secara etimologis, kata literasi (literacy)berasal dari bahasa Latin “literatus” yang artinya adalah orang yang belajar. Literasi erat hubungannya dengan proses membaca dan menulis. Namun, seiring berjalannya zaman, literasi mengalami perkembangan definisi yang baru, diantaranyaliterasi sains,literasi digital,literasi numerasi, literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan. Khusus di website ini, membahas tentang literasi baca dan tulis atau manfaat berjejak hidup lewat kata.

Alamat:

Jln. Sunan Bonang No. 42A, Jember.

Phone:

+62 812 3254 8422

Email:

admin@mediapamungkas.com