Desember 22, 2020

Penulis Kudu Disiplin Menulis
menulis-setiap-hari-untuk-disiplin
Tulisan ini adalah tulisan ke-42 yang saya tulis di blog sederhana ini. Sebuah upaya mendisiplinkan diri untuk melawan kebosanan. Sejatinya, disiplin bagi seorang penulis—atau apa pun bidang yang ditekuni—mau tidak mau selalu berhubungan dengan sebuah rutinitas. 

Penulis membutuhkan rutin menulis untuk menghidupkan saklar kreativitas yang bertujuan untuk keluarnya gagasan yang mengalir deras. Bagian terpenting dari rutin semacam ini ialah menciptakan kenyamanan dalam diri kita, memberi kebebasan ke mana gagasan kita bergulir. Ambil waktu sebentar untuk bebas dari daftar panjang “apa yang harus dikerjakan hari ini”, harus bisa menyingkirkan tetek bengek yang memberatkan pikiran. Harus bisa meredam semua kebisingan yang ada dalam kepala, membungkam ocehan dan gerundelan yang mengganggu, dan mulai menghayati kesunyian yang secara berlahan mengisi kepala dengan inspirasi. 

Seorang teman seprofesi berkata kepada saya ketika dia menulis naskah sambil mendengarkan lagu klasik, semacam Mozart atau Vivaldi, membuat suasana menulisnya nyaman, dan ketika dia dalam suasana nyaman menulis maka hasil ketikannya lebih memuaskan. Ditambah lagi dengan riset-riset orang barat bahwa mendengar musik klasik membuat otot-otot kita santai. Saya pernah mencoba dengan cara ini, tapi gagal. 

Sebenarnya, untuk menciptakan kenyamanan bisa memilih cara sendiri. Tak melulu ikut cara orang barat. Mungkin dengan menyeruput kopi dulu, menghirup-hirup aromanya agar bisa santai saat menghadapi mesin ketik. Atau mungkin memandangi lingkungan sekitar yang segar. Atau kemungkinan lain yang bisa membuat kita nyaman. 

Saya sendiri mencari kenyamanan dikesunyian. Saya tinggal di kota, bukan berarti tidak ada sunyi. Yang saya maksud bukan perasaan sunyi yang menggambarkan kesedihan. Tapi, kesunyian sesaat yang menenangkan dan membuat inspirasi memenuhi kepala. 

Rasa sunyi itu bukan saja didapat dari liburan ke gunung yang sejuk atau pantai yang berdesir. Kesunyian yang saya maksud adalah momen-momen pribadi yang simpel. Saya bahkan pernah menemukan inspirasi saat di gorong-gorong belakang rumah. Saat menikmati teh, kala itu ada semut yang sedang bekerja menggotong remah-remah diantara daun-daun berbentuk hati. Kala itu pasca hujan deras, jadi aroma dedaunan dan lumut semakin tegas di hidung saya. Saya waktu itu benar-benar menyesapi hening. Kemudian terciptalah ide membuat cerpen “Cerita Semut”. 

menulis-setiap-hari-untuk-disiplin
Inspirasi yang saya dapatkan dari kesunyian, "Cerita Semut".

menulis-setiap-hari-untuk-disiplin
Enggak usah mahal-mahal, menenangkan diri bisa juga memandang persawahan.

HARUS LATIHAN! 

Ambil contoh seperti karya tulis berjudul Harry Potter, hampir semua orang pernah mendengar kepamoran karya tulis ini. Bahkan penggemar Harry Potter tersebar di seluruh dunia. Di balik kesuksesan novel Harry Potter, ada sosok tokoh inspiratif dunia, yakni J.K Rowling. Siapa sangka, masa awal menulis novel master piece-nya, Rowling sedang mengalami masalah dengan suaminya hingga akhirnya bercerai dan menghidupi anaknya sendirian. Kedisiplinan Rowling dalam menulis tetap berlanjut meski keadaan dan situasi kurang mendukungnya. Setelah merampungkan tulisannya, bukannya langsung menikmati hasil dari tulisannya, sebaliknya novel Harry Potter ini ditolak 12 penerbit. Sebab dinilai aneh, abstrak, tak memenuhi selera pasar dan sebagainya. Tapi perempuan berambut pirang itu tak down. Hingga akhirnya akhirnya berjumpa dengan penerbit Bloomsburry. 

Hanya dengan disiplin, latihan, dan tak gampang menyerah yang membuat seseorang itu berhasil dan menguasai bidang yang digelutinya. Menulis pun bukan sesuatu yang berbeda dari pekerjaan-pekerjaan lain. Ia memerlukan disiplin dalam berlatih menulis. Tak percaya?Tak ada yang kenal dengan Mike Tyson yang dijuluki ‘Si Leher Beton’ jika dia tak disiplin latihan yang membuatnya menjadi petinju paling menakutkan di dunia. 

menulis-setiap-hari-untuk-disiplin
Latihan Tyson yang incredible untuk menaklukan petinju-petinju lain.

Dikutip dari Daily Star, Tyson mulai meng-upgrade dirinya setiap subuh atau ketika matahari belum terbit. Petinju idola bapak-saya ini melakukan pemanasan dengan melakukan joging minimal sejauh delapan kilometer. Ditambah lagi dengan latihan fisik minimal melakukan 2.000 kali sit-up, 500 kali push-up, 500 kali angkat beban, 500 kali gerakan pembentukan, dan 30 menit latihan penguatan leher. Latihan-latihan keras tersebut dilakukannya setiap hari selama enam hari dalam sepekan. Makanya, Tyson sukses menjadi petinju mematikan di dunia.

Gemar menulis dan membaca dua aktivitas ini yang menjadi kendaraan saya menjadi penulis, untuk menambah kenalan di Tanah Air maupun luar negeri, yang punya passion sama dibidang literasi.

0 Comment:

Posting Komentar

Contact

Kirim saya Email

Hubungi

ContactInfo

Secara etimologis, kata literasi (literacy)berasal dari bahasa Latin “literatus” yang artinya adalah orang yang belajar. Literasi erat hubungannya dengan proses membaca dan menulis. Namun, seiring berjalannya zaman, literasi mengalami perkembangan definisi yang baru, diantaranyaliterasi sains,literasi digital,literasi numerasi, literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan. Khusus di website ini, membahas tentang literasi baca dan tulis atau manfaat berjejak hidup lewat kata.

Alamat:

Jln. Sunan Bonang No. 42A, Jember.

Phone:

+62 812 3254 8422

Email:

admin@mediapamungkas.com