Mungkin terdengar remeh, menentukan huruf kapital pada sebuah kalimat. Namun siapa sangka ketelitian penggunaan huruf kata sering diabaikan. Jujur, saya pribadi lebih memperhatikan penulisan huruf, kata, menjaganya dari typo hingga ada penggunaan huruf kapital yang seharusnya tidak saya pakai, malah saya pakai karena ketidaktahuan. Ini terjadi pada saat saya bekerja di distributor madu.
Misalnya, saya menemukan kata “Madu Hutan Sumbawa”. Sepintas tak ada yang salah pada tiga kata ini, karena saya anggap ini sebagai nama geografi, sebagaimana “Jembatan Bedadung”, “Pasar Tanjung”, “Roti Anda”, “Jalan Kalimantan”, dan seterusnya. Tapi ketika merujuk ke buku Panduan Baku PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia), rupanya penulisan “Madu Hutan Sumbawa” itu salah. Yang benar adalah “madu hutan sumbawa”.
Loh, bukannya Sumbawa itu nama tempat atau geografis?
 |
Buku pemberian penulis best seller "3 Pocong Idiot"
|
Dalam buku PUEBI yang ditulis seorang sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Indira Ratna, pada halaman 13, dijelaskan bahwa huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital. Contohnya:
jeruk bali
kacang bogor
nangka belanda
kunci inggris
Tapi jangan pula terkecoh, seperti contoh di bawah ini bukan nama jenis,
Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura.
Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film Jepang.
0 Comment:
Posting Komentar