Tahun baru Masehi jatuh pada besok hari.
Tidak ada yang baru sebenarnya. Hanya saja mayoritas orang-orang merayakannya, jadi apa boleh buat, orang yang tak tahu apa-apa, semacam saya ini, kadang bingung juga. Apa harus meniup terompet atau meledakkan mercon? Apa tema keluar malam hari? Ngopi atau begadang sampai pagi hari? Tapi itu saya yang dulu.
Karena besok adalah tahun baru Masehi dan Covid-19 masih saja menghantui dunia, maka rencananya pemerintah Jember akan menutup alun-alun. Itu dilakukan agar tidak muncul klaster baru penularan wabah.
Tahun 2019 ke bawah, kita tahu bahwa Alun-Alun Jember menjadi tempat warga untuk menghabiskan malam pergantian tahun. Dari sana pulalah ketika tepat jam 00:00 akan ada kembang api yang menghiasi langit Kota Jember. Serta merta riuh dan meriah. Anak kecil yang tertidur pulas di pelukan orang tuanya seketika melek demi melihat kembang api yang meledak-ledak di langit. Namun sejak masa pandemi, beberapa kali alun-alun ditutup dan kali ini, khusus di malam pergantian tahun, tempat itu akan ditutup kembali.
Jika Alun-Alun Jember ditutup, biasanya penutupan jalan itu dilakukan di perempatan Jalan Kartini (Polres Jember), perempatan lampu merah (dekat SMPN 2 Jember) atau pertigaan Pos Satlantas 9.0 di Jalan Sultan Agung, pertigaan Stasiun Jember, dan Jalan Ciliwung dengan jalan-jalan kompleks perbankan.
 |
Fasilitas umum.
|
 |
Alun-Alun Jember lengang
|
Dari berita-berita yang tersebar berantai mewartakan bahwa bupati Jember melarang perayaan pergantian tahun dengan pesta kembang api dan acara kumpul-kumpul. Satgas Penanganan Covid-19 Jember juga menghimbau, sebaiknya warga Jember di rumah saja.
Itulah kebaikan yang berhasil dilakukan Covid-19, khususnya baik bagi muslim. Saat direnungkan, rumah kita menjadi "gua", yakni tempat kontemplasi, kita akan sadar dan ingat bahwa kita memiliki dua hari yang harus dirayakan setiap tahun, juga hari besar pekanan dan
kendati manusia digdaya di Bumi, tetapi sebenarnya manusia itu sangat lemah.
Bahkan ketika kita terokai lebih dalam—tidak hanya kebaikan yang disebutkan di atas—masih ada beberapa hikmah baik yang bisa kita ambil. Tidak hanya aktivitas, makna hidup pun mulai bertukar akibat Covid-19 ini. Apa saja hikmah kebaikan-kebaikan Covid-19, berikut ini 3 kebaikannya:
1. Sadar bercocok tanam
Teman saya berkata, “Di rumahku ada tanaman kelor. Kalau kamu mau bisa juga ambil. Nanamnya mudah banget, tinggal tancapkan ke tanah. Beres!” Rumahnya yang berada di Graha Citra itu memang ditumbuhi banyak kelor. Katanya lagi, “Ada yang kutancapkan iseng, lah kok tumbuh!” seru teman saya dengan logat khas Pendhalungan.
Itulah salah satu percakapan mengenai bercocok tanam. Sebelum pandemi muncul, bercocok tanam tidak ada dalam benak apalagi untuk orang yang tinggal di kota. Sekarang kegiatan ini mulai menjadi perhatian banyak orang. Yang tinggal di kota pun mengusahakan dengan sungguh-sungguh, pun tak memasalahkan dengan lahan sempit. Mereka bisa menggunakan media alternatif. Sebab dengan keadaan sekarang ini yang bikin berkebun terpikirkan, tujuannya untuk menobang persediaan pangan.
2. Menjaga kebersihan badan
Setiap kali pulang kerja, sebelum berinteraksi dengan keluarga, saya biasanya mewajibkan diri untuk mencuci tangan, muka, dan kaki. Tidak cukup itu saja,
kemudian mandi terlebih dahulu.
Disadari atau tidak, hadirnya pandemi membuat mayoritas penduduk bumi lebih memerhatikan kebersihan diri dan lingkungan.
3. Makan makanan bergizi dan berolahraga
Kebetulan saya bekerja di distributor madu pada pertengahan tahun 2019. Ketika pemerintah menerapkan lock down terhadap masyarakatnya di bulan Februari 2020, maka di tempat kerja, toko madu pun ditutup. Perusahaan menerapkan delivery order yakni menerapkan pesan online dan dihantar ke tempat tinggal pemesan madu.
Saya pikir hal ini akan berpengaruh terhadap penjualan madu. Tapi rupanya pembelian madu semakin meningkat atau hampir setiap hari ada yang membeli. Bahkan sampai-sampai saya melakukan pengiriman keluar kota via ekspedisi.
 |
Packing khusus penghantaran madu luar kota.
|
Masa-masa pandemi ini banyak praktisi menggaungkan manfaat makan makanan bergizi, salah satunya bisa diambil dari madu. Plus berolahraga agar semakin terjaga imunitas diri. Karena virus bisa dikalahkan jika kita mempunyai imunitas yang baik.
Selain 3 kebaikan di atas, barangkali masih banyak sekali hikmah-hikmah kebaikan yang terlewatkan. Bisa Anda tahmbahkan di kolom komentar.
Diakhir tulisan, mengutip kata-kata Mbak Prita (mentor @thejannah.ins),
Momen refleksi atau muhasabah, seperti pesan Ibnu Qayyim Al Jauziyah, wajib dilakukan sebelum dan sesuah perbuatan itu sendiri, agar perbuatan (lebih) ihsan. Tidak saja diakumulasi dalam momen satu tahun.
Up to date nih Mas Saad 😍
BalasHapusMbak Prit, tulisannya saya kutip. Hehe
Hapus