Sebagai penulis pemula, dulu selalu berhadapan dengan yang namanya masalah, yang membuat saya menjadi patah semangat. Salah satu contohnya, karya kumpulan cerpen saya "Hilang Setengah", hasil cover setelah cetak rupanya gambar cover terpotong banyak. Sehingga ekspektasi yang saya harapkan tak saya peroleh. Maka dari itu saya membutuhkan sebuah dorangan atau motivasi yang mendukung sekaligus membangkitkan semangat untuk kembali optimis. Ide muncul untuk menghubungi Pak Ahmad Tohari. Bersandar pada peribahasa 'Dont Judge a Book by its Cover', jika cover tak menarik, mungkin isinya menarik. Jika demikian, saya harus mengirimkan "Hilang Setengah" ke tangan Pak Ahmad Tohari, agar semakin yakin. 

Semua penggiat seni, terutama di dunia kepenulisan pasti tahu. Beliau adalah sastrawan dan budayawan kebanggaan Indonesia. Salah satu karya monumentalnya adalah "Ronggeng Dukuh Paruk", sudah diterbitkan dalam berbagai bahasa dan diangkat dalam film layar lebar berjudul "Sang Penari" (The Dancer dialihbahasa oleh Rene T.A. Lysloff). 

Hilang Setengah bersama Ahmad Tohari

Kumpulan cerpen "Hilang Setengah"

Cover dengan desain sendiri.

Ada berbagai penghargaan beliau dapatkan. Cerpennya berjudul "Jasa-jasa buat Sanwirya" mendapat hadiah hiburan Sayembara Kincir Emas yang diselenggarakan Radio Nederlands Wereldomroep. Juga menerima hadiah Sastra Asean, SEA Write Award dan Sastra Rancage. 

Sebelumnya saya merasa pesimis bahwa karya saya ini tidak bagus. Sebagaimana di awal paragraf di atas disebutkan. Namun setelah beliau membaca karya saya, penulis kondang itu memberikan suntikan semangat kepada saya, berupa komentar penilaian:

Kemudian rasa percaya diri saya kembali lagi. Kenapa? Karena yang menilai karya saya adalah sastrawan dan budayawan besar Indonesia.