November 27, 2020

Manfaat Membaca Kamus Bahasa Indonesia
ISI INI
Anda yang sedang membaca tulisan saya ini tentunya tak akan menemukan kesulitan dari segi bahasa. Karena yang saya pakai adalah bahasa Ibu Pertiwi. Lain lagi kalau yang saya tulis bahasa asing, Anda bakal mencari bantuan, misal, pakai kamus terjemahan Bahasa Inggris, Bahasa Mandarin, Bahasa Belanda, dan bahasa asing lainya. Karena kita masih asing dengan bahasa luar negeri. 

Namun kita pasti menjumpai Kamus Besar Bahasa Indonesia yang juga sering terpajang di toko buku, semacam Gramedia. Mungkin bagi sebagian orang, sebagai penutur Bahasa Indonesia sejak lahir, bertanya-tanya, manfaat kamus Indonesia yang banyak dijual di toko buku, seberapa pentingkah keberadaannya? Lalu kenapa pula kita yang sudah lancar berbahasa Indonesia, haruskah memiliki kamus ini? 

Yang jelas, jangan merasa bahwa keberadaannya tidak penting, karena alasan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari ini. Hal yang perlu kita ketahui bahwa setiap negara mempunyai kamus bahasanya sendiri yang berisikan berbagai jenis kosakata beserta artinya. Misal, seperti negeri tetangga, Malaysia, saya pernah menjumpai Kamus Bahasa Melayu yang berisikan kosa kata dari negeri tersebut. Begitu juga dengan teman-teman yang sempat saya temui di Kolej (kampus) dar al-Hikmah dari Thailand, Myanmar, Bangladesh, negeri mereka juga memproduksi kamus. 

Jadi, wajar saja kalau kita memiliki kamus Indonesia yang berisikan berbagai macam kata. Sebab, kita kadang akan menjumpai masih sering salah menggunakan kata yang tepat sehingga untuk mengecek artinya dengan mudah adalah dengan membuka kamus. Sebagai mana contohnya penggunaan kata bergeming yang saya temui pada peserta lomba cerpen di group Bincang Seru Seputar Buku (BSSB) yang teman-teman dan saya perakasai. Salah satu peserta menggunakan kata bergeming, kalimatnya seperti dibawah ini: 

“Namun, jin itu tidak bergeming sama sekali, akhirnya ustaz terus saja membaca ayat Al-Qur'an sembari membangunkan Amira untuk kembali duduk.” 

Kalau kita sibak di Kamus Bahasa Indonesia, bergeming itu artinya tidak bergerak. Nah, pada kalimat di atas sudah menggunakan adverbia “tidak”, itu artinya “tidak tidak bergerak” atau bisa diartikan dengan bergerak. 

Yang benar itu:

Namun, jin itu bergeming sama sekali, akhirnya ustaz terus saja membaca ayat Al-Qur'an sembari membangunkan Amira untuk kembali duduk. 

Kemudian kata “paham” adalah kata baku atau benar dari sisi ejaan. Ada peserta yang menggunakan kata “faham”, ia adalah kata tak baku dari kata paham. 

manfaat-membaca-kamus-bahasa-indonesia-literasi-jember-literasi-jawa-timur-penulis-jawa-timur-literasi
Kamus Bahasa Indonesia saat ini mudah kita jumpai, sebagaimana saya memakai buku karya Daryanto S.S seperti pada gambar di atas. Kamus tersebut saya pegang sebagai rujukan semenjak saya duduk dibangku SMP, kitaran tahun 2004 atau 2006, awet hingga website ini lahir di tahun 2020. 

Kita juga akan temui kamus Bahasa Indonesia dalam bentuk online. Situs yang bisa dipercaya dan paling terbaru atau di-update secara berkala adalah website kamus bahasa Indonesia milik Kemendikbud, yakni kbbi.kemdikbud.go.id.

Manfaat kamus sendiri diperlukan ketika kita mencari kosakata Indonesia. Sebab Bahasa Indonesia sendiri memiliki ratusan ribu kosakata. Tidak sedikit dari kita—bahkan saya—masih merasa baru dengan kata-kata yang saya temui di kamus Bahasa Indonesia. Boro-boro mendapatkan kosakata baru, malah belum semua kata di dalam kamus Bahasa Indonesia terbitan lama terhapalkan. Sebagaimana saya tanda dengan stabillo warna hijau seperti di gambar bawah ini. 

kamus-bahasa-indonesia-jember-literasi-hebat-penulis-hebat-jember
Saya beri tanda di kata “gagau” sebagai verb yang artinya meraba-raba. Kata “gaham” sebagai adjektiva, yang artinya gertakan, ancaman. Kenapa saya tanda? Sebab saya belum pernah memakai kata gagau dan gaham ketika menulis sebuah tulisan. Nah, dua kata itu akan saya ingat, dan mungkin akan saya gunakan dibahan tulisan saya. 

Jangan-jangan pembaca sama dengan saya, ada kata-kata yang sudah tertulis sejak dulu, tapi Anda belum pernah memakai atau mengetahui artinya. 

Namun, tak dipungkiri bahwa bahasa Ibu Pertiwi bercampur dengan bahasa gaul yang sering digunakan untuk percakapan sehari-hari. Namun, bahasa gaul itu tidak bisa digunakan menulis surat resmi, tulisan ilmiah, surat lamaran kerja, suatu genre buku (kecuali teenlit, humor, dan sejenisnya) dan lainnya. 

Jangan bosan-bosan untuk membuka kamus. Kita tak perlu gelar pendidikan yang tinggi untuk menekuni kamus bahasa kita. Niatkan untuk belajar terus menerus.

Belajar sampai liang lahat.
Sebab, kita telah mendengar kabar yang sudah berlalu bahwa penulisan surat resmi oleh orang (yang harusnya sudah berpendidikan) menyalahi kaidah bahasa Indonesia, seperti kasus staf presiden yang sempat viral karena ada banyak kata dan tanda baca yang salah.

Sehingga tak berlebihan jika Arthur Scargill (pemimpin buruh di Inggris) yang saya kutip dari buku Creative Writing karya A.S. Laksana, halaman 201, yang mengatakan bahwa,

 
"bapakku masih membaca kamus setiap hari. Ia bilang bahwa hidup kita tergantung pada kepiawaian kita menggunakan kata."
 

Gemar menulis dan membaca dua aktivitas ini yang menjadi kendaraan saya menjadi penulis, untuk menambah kenalan di Tanah Air maupun luar negeri, yang punya passion sama dibidang literasi.

12 Comment:

  1. Wah... Sangat bermanfaat tulisan ini untuk membuka wawasan saya. Ternyata ada banyak kata bahasa ibu pertiwi yang masih asing di telinga kebanyakan orang termasuk saya. Banyak orang yang bangga bisa berbahasa asing dengan lihainya tapi, bahasa sendiri belum semua kata dipahami.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Dibalik buku tebal (kamus) ada ilmu yang semuanya belum kita pahami. Terima kasih sudah berkunjung.

      Hapus
  2. Bergeming---selama ini masih sering menemui tak bergeming. Terima kasih atas ilmunya kak.

    Yuk mampir kak http://www.ayahugiparenting.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya dulu juga terjebak dengan kata-kata ini, Pak. Ya, gara-gara bacaan yang keseringan tertulis "tak bergeming", akhirnya ketularan. Keberadaan kamus akhirnya membuat saya enggak tersesat lagi sama penggunaan kata ini.

      Terima kasih sudah mampir.

      Hapus
  3. Betul, sayapun suka keliru bilang apotik padhal dalam kamus yg bener adalah apotek

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Bahkan bisa jadi kalau buka kamus lagi kita menemukan kata yang belum kita pahami.

      Terima kasih atas kunjungannya.

      Hapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Wah, ini informatif sekali, Kak. Dan betul sekali selama ini kita terlalu fokus sama kamus bahasa asing ketimbang kamus bahas negeri sendiri :'D Sepertinya saya harus punya nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ibarat pepatah "gajah di pelupuk mata tidak tampak, kuman di seberang lautan tampak." hehe.
      Jadi, Bahasa Indonesia keren dan asyik kalau dipelajari.

      Terima kasih sudah mampir...

      Hapus
  6. Benar juga, Kak. Tak sadar ada manfaatnya juga masih belajar kamus. Biar tak keliru dalam berucap dan menulis ya, Kak. Terimakasih pencerahannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Kak. Sebab Kamus Bahasa Indonesia sebenarnya akan seperti Kamus Bahasa Asing kalau kita terlalu lama meninggalkannya. Mari mendekat dengan membacanya.

      Terima kasih sudah mampir, Kak.

      Hapus
  7. Bersyukur kita hidup dizaman dimana kamus sudah ada yang via online ya kak hehe. Sangat memudahkan.

    BalasHapus

Contact

Kirim saya Email

Hubungi

ContactInfo

Secara etimologis, kata literasi (literacy)berasal dari bahasa Latin “literatus” yang artinya adalah orang yang belajar. Literasi erat hubungannya dengan proses membaca dan menulis. Namun, seiring berjalannya zaman, literasi mengalami perkembangan definisi yang baru, diantaranyaliterasi sains,literasi digital,literasi numerasi, literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan. Khusus di website ini, membahas tentang literasi baca dan tulis atau manfaat berjejak hidup lewat kata.

Alamat:

Jln. Sunan Bonang No. 42A, Jember.

Phone:

+62 812 3254 8422

Email:

admin@mediapamungkas.com