di hati itu ketika membaca tulisan jurnalis pada suatu platform berita mengatakan,
Introvert itu ciri-ciri teroris.
Saya kaget. Karena saya sendiri seorang introvert. Kemudian saya berimajinasi gara-gara tulisan ini, jangan-jangan saya selalu diawasi oleh polisi intel karena introvert (baca: penyendiri), kemudian disergap tanpa diduga-duga. Terus dicap sebagai terduga telo-lis. Saya sendiri sangat tidak sekata dengan tulisan itu. Mungkin lebih pas kalau diganti dengan “orang tak cerdas itu ciri-ciri teroris” atau semacamnya.
Setelah dewasa ini saya mulai berpikir dan mencoba mengenal diri ini, secara psikologis rasanya memang cenderung ke introvert. Tulisan ini wujud karena saya menaruh perhatian kepada kaum introvert, saya paham sekali bahwa kalian bukanlah seorang yang angkuh, mencurigakan, patut diwaspadai, atau (maaf) makhluk lain semacam elien seperti sebagian orang nilai. Orang-orang yang menilai miring kepada introvert barangkali masih belum paham bahwa ada 3 macam orang di dunia ini yakni introvert, ekstrovert, dan ambivert. Jadi, maklum saja jika ada seseorang yang masih belum bisa menghargai kaum introvert, berarti wawasannya masih belum ke satu tangga lagi. Mudah-mudahan tangganya bisa didapat dari tulisan sederhana ini.
Saya lebih setuju dengan pernyataan manusia adalah mahluk sosial. Teman adalah salah satu hal penting yang dibutuhkan oleh semua orang, termasuk seorang introvert.
Sebagaimana saya, yang bisa saya lakukan adalah menyapa dan menegur orang yang dikenal. Tetap ramah dan sopan kepada tetangga. Itu saja. Selebihnya—kurang bersemangat bila berkumpul-kumpul, kecuali kalau diundang dengan surat atau suatu acara yang penting untuk kemanusiaan, seperti melayat. Kurang dorongan juga kumpul-kumpul sekedar ngopi, paling-paling saya cukup 1-2 orang sahabat buat menemani ngopi, dibandingkan bersosialisasi dengan orang banyak apatah lagi ngomongin sesuatu yang kurang diminati atau dengerin aliran musik yang tak disukai.
Sebagian orang masih awam selalu mengenal introvert dengan kecenderungan pendiam atau pemalu, dan seorang introvert sering diasosiakan dengan penyendiri. Sebenarnya ini tidak salah, tetapi tidak sepenuhnya benar juga.
Ada masanya seseorang introvert harus meninggalkan teman-teman lama atau yang dikenal dan harus mencari teman baru. Mungkin demi kualitas hidupnya lebih menantang dan bermanfaat. Misalnya, dengan bergabung dengan komunitas yang memiliki minat dan ketertarikan yang sama. Dalam proses pencarian komunitas ini, kadang seorang introvert memerlukan banyak waktu sebelum menemukan yang sesuai kriteria karakter. Karena seorang introvert terkadang dalam tindakannya yang hendak diambil penuh dengan filterisasi atau selektif.
Saya sendiri menyadari banyak manfaat yang saya dapat kalau bergabung ke dalam komunitas yang memiliki keseragaman mimpi. Maka, saya pun ambil komunitas kepenulisan atau mencari-cari informasi individu akademisi kepenulisan. Bersama mereka saya optimis bisa berkembang dan bermanfaat. Saya lebih sering rajin berdiskusi dengan mereka, sharing ilmu pun terjadi. Terhitung saya sudah bergabung dengan 5 komunitas dengan minat yang sama (kepenulisan) dan bergabung dengan beberapa komunitas sosial. Dari pengalaman ini, introvert itu bukan berarti pemalu dan antisosial. Ada juga diantara introvert yang mudah akrab dengan orang yang baru dijumpainya.
Mari, saya ajak ke tokoh masyarakat yang introvert (yang bukan pemalu). Suatu hari, Abdee Negara, seorang personel band Slank, ditanya akan dampak PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) bagi band mereka. Justru Abdee mengatakan kalau PSBB sebenarnya menjadi hal yang biasa karena seniman biasanya introvert. Bahkan mengatakan seniman kalau makin terkungkung dalam rumah karyanya bisa lebih bagus dan lebih banyak terinspirasi.
Dan ingat, suatu hal yang kita anggap gampang, belum tentu gampang juga untuk orang lain. Sehingga, ada baiknya, kita tidak pernah meremehkan orang lain, dalam hal apapun itu. Misalnya, ada seorang teman di kelas kita yang suka menyendiri dengan bukunya padahal waktunya ngaso. Jangan pernah mengatakan hal negatif atas kecenderungan itu. Pernyataan seperti "buat apa menyendiri, mending berbaur dengan kita-kita ini", jangan pernah kita katakan. Kita mungkin tidak tahu, bahwa melalui menyendiri dengan buku, ia dapat menebarkan manfaat kepada orang lain. Intinya, jangan pernah menganggap remeh.
Nah, jadi, kalian enggak harus merubah sifat kalian dari introvert ke ekstrovert, jangan memaksakan diri sampai stres karena ikut omongan orang. Jangan gagal untuk menjaga kesehatan mental kalian sendiri karena kalian terlalu sibuk mengurus orang lain. Ketahuilah, manusia tercipta berbeda-beda. Kalian hanya perlu menjadi orang yang baik-baik dan tidak berlebihan.
Jika kalian sudah terlanjur jauh sekali termakan omongan orang lain mengenai kalian, sehingga depresi, barangkali kalian perlu hypnotherapy dengan cara menulis isi hati kalian di lembar-lembar kertas. Berlahan-lahan saja.
 |
Karya dari penulis introvert yang menggugat jiwa.
|
Contohnya seperti buku karya MF. Hazim, berjudul “Introvert: Sebuah Novel Penggugat Jiwa". Bahan tulisannya diambil dari karakter penulisnya sendiri, introvert. Saya menilai buku ini bisa membuka pikiran orang lain bahwa introvert mempunyai dunia yang luar biasa. Buku ini juga bermanfaat dalam bidang akademis karena (mungkin) tanpa dinyana oleh penulisnya sendiri dibuat kajian psikologi sastra, salah satunya dari Universitas Diponegoro, Semarang.
Ada motivasi dari orang terkaya di dunia untuk yang merasa introvert. Mengutip di website www.inc.com,
I think introverts can do quite well. If you’re clever you can learn to get the benefits of being an introvert, which might be, say, being willing to go off for a few days and think about a tough problem, read everything you can, push yourself very hard to think out on the edge of that area.
Kata Bill Gates, kalian yang merasa introvert, bekerjalah dengan keadaan seperti itu dengan cara memaksimalkan potensi-potensi dalam kalian. Introvert atau pun ekstrovert, dua sifat ini memiliki keahlian unik dan kemampuan alami.
Jadi terima diri kalian apa adanya, dan yang terpenting adalah rajin-rajinnya memuji Rabb, penciptamu. Sebagai tambahan, ada kutipan kata bijak dari Harper Lee, dalam bukunya To Kill a Mockingbird, pada lembar pertama,
Kau tidak akan pernah bisa memahami seseorang hingga kau melihat segala sesuatu dari sudut pandangnya hingga kau menyusup ke balik kulitnya dan menjalani hidup dengan caranya.
Mari menjadi introvert berliterasi!
Tulis semua ide luar biasa kamu!
Tulis imajinasi hebat kamu!
0 Comment:
Posting Komentar