Desember 01, 2020

Berimajinasi dengan Peralatan Tukang
Buah-Manis-Jadi-Tuli-Pamungkas-CNN-bambang-pamungkas-literasi-jember-penulis-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas
Biarkan imajinasi saya bebas berbicara mengenai persekongkolan saya dengan imajinasi sehingga saya bisa menciptakan kumpulan kata. Jadi, apa itu imajinasi? Tidak lain adalah onggokan perkakas tukang di malam hari itu; tumpukan besi pucat, puntalan kabel menggigil, kumparan kawat melingkar dingin, kumpulan mur dan kawan-kawan beradu nasib di dalam sebuah kotak tupperware bekas, gergaji sangar menggigit gelap, tangga segitiga berbaring masa’ bodoh menindih semua yang beku di bawahnya, mereka terkena bias misbah diluar cermin jendela. Aku duduk di atas dipan, selaksa Sitor Situmorang dengan sajak pendeknya itu, tanpa harus melongok dibalik tembok tinggi.

Itu adalah gambaran ketika membayangkan imajinasi seperti apa wujudnya. Bebas. Tak terkekang otak kiri. Leluasa, los, suka hati. Toh, penggambaran di atas adalah pengalaman pertama dan nyata, mengenai keasyikan saya dengan imajinasi. Kumpulan peralatan tukang itu berada di bilik tidur berukuran 3 x 3, tepatnya di Kajang, sebuah distrik, 30 menit dari Kuala Lumpur. Ya, saya sempat merantau di negeri sebelah. 

Di dalam kamar itu saya berkontemplasi menonton kesunyian perkakas yang dikala dunia terang saya dan mas ipar memakainya sebagai alat bantu membentuk rumah atau instalasi listrik dan air, sedang di saat gelapnya dunia, saya memakainya sendirian, merefleksikan perkakas dalam bentuk pertunjukan imajinasi. Sesekali bertafakur, tembus ke kampung halaman, yang jauh ratusan juta meter. 

Tak dinyana, benda-benda tukang itu berguna, membangun fantasi kata. Karena saya merasa banyak capung, lalat, kupu-kupu yang berterbangan dalam pikiran. Maka saya tak mau tinggal diam, menangkap mereka. Sehingga terjadi keintiman antara lembar kertas dan saya sebab saya tulis dengan kata yang yang kecil, satu kolom dua baris. Hasilnya bisa dilihat gambar di bawah ini. 

Rizky-Rahmahadian-Pamungkas-penyanyi-produser-rekaman-penulis-lagu-Indonesia-bambang-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-saad-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas-media-pamungkas
Tulisan tangan saya. 
https://www.instagram.com/p/CEgv6K5FogF/?utm_source=ig_web_copy_link



Tepatnya tanggal 30 Mei 2010, gagasan saya sederhana, saya ingin menulis sebuah cerita fiksi, hendak mengekori JK Rowling. Jika Rowling dapat inspirasi ketika kereta api yang ia tumpangi tiba-tiba bermasalah hingga terhenti cukup lama. Kesialan yang menimpanya menjadi hadiah terbesar dalam hidupnya, ia dapat ilham entah dari mana, tiba-tiba saja terpikir nama Hary Potter dan dunia sihir berserta tokoh dan deskripsinya. 

Jika perempuan berambut pirang, Rowling, menemukan kesialannya seperti itu maka kesialan saya berada di bilik 3 x 3 bersama perlengkapan tukang yang bisu. 

Sebelum saya memulai menggoreskan pena, saya terinspirasi dari buku bertema Free Writing. Intinya dalam buku itu, menulislah apa yang terlintas dipikiranmu, tangkap apa saja capung, lalat, kupu-kupu yang berkeliaran di otakmu. 

Jadi, saya menulis berkiblat dari buku tersebut. Sepertinya mudah, tapi ketika mempraktikkan, capung, lalat, kupu-kupu, absen di otak saya. Payah! 

Berawal dari kepayahan itu, mata saya berkeliaran memandangi tumpukan perkakas. Dari benda-benda sunyi itu terbit visualisasi, seperti hutan rimba, planet asing, dunia robot, negeri aneh, dan sesuatu yang waw lainnya. 

Lalu saya mulai menulis melupakan EYD dulu. Dari tulisan mengalir itu, tiba-tiba saja saya dapat ilham seorang tokoh kurus, kerempeng, cungkring, bajunya kedodoran, lututnya lancip. Nah, saya mulai saja dari situ, saya menodai lembaran kertas diari dengan coretan yang nista, rem blong. Menabrak EYD. Membunuh EYD. Terakhir meminta maaf kepada EYD, dengan mengeditnya. 

The first step in writing is to start your imagination without brakes – Saad Pamungkas

Gemar menulis dan membaca dua aktivitas ini yang menjadi kendaraan saya menjadi penulis, untuk menambah kenalan di Tanah Air maupun luar negeri, yang punya passion sama dibidang literasi.

0 Comment:

Posting Komentar

Contact

Kirim saya Email

Hubungi

ContactInfo

Secara etimologis, kata literasi (literacy)berasal dari bahasa Latin “literatus” yang artinya adalah orang yang belajar. Literasi erat hubungannya dengan proses membaca dan menulis. Namun, seiring berjalannya zaman, literasi mengalami perkembangan definisi yang baru, diantaranyaliterasi sains,literasi digital,literasi numerasi, literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan. Khusus di website ini, membahas tentang literasi baca dan tulis atau manfaat berjejak hidup lewat kata.

Alamat:

Jln. Sunan Bonang No. 42A, Jember.

Phone:

+62 812 3254 8422