Welcome to Media Pamungkas

Assalamualaikum,
Selamat datang di website Media Pamungkas. Website ini diprakasai oleh Saad Pamungkas, seorang praktisi literasi, yang ingin mendedikasikan website-nya untuk dunia kepenulisan, khususnya di Jember.


LITERATOR

Kenalan dengan tokoh literasi memang banyak manfaatnya, diantaraya menambah pengalaman dan memperkaya sudut pandang saya dalam meniti di jalan literasi ini. Saya bersyukur, meskipun mereka senior dan superior dalam hal pengalaman dan berkarya dibanding saya, tapi mereka rendah hati menyambut kedatangan saya dan menerima saya sebagai teman literasi mereka. Siapa sajakah mereka?

Tentang

MEDIA PAMUNGKAS

Merupakan Website PENULIS Saad Pamungkas, Praktisi LITERASI, dan MEDIATOR dengan tindakan responsif dibidang literasi, percetakan dan penerbitan. Sehingga individu maupun kelompok (diharapkan) bisa terbantu di jalan literasi. Beriktikad menjadi wadah tanya, jawab dan aksi di jalan literasi. Sehingga Indonesia—khususnya para pemuda-pemudi, tak ketinggalan pula anak-anak—mempunyai cinta yang wujud dalam berliterasi dan bisa menjadi negeri berliterat dengan animo masyarakat dalam hal baca dan tulis meningkat.

Menjadi mediator untuk percetakan buku yang bernomor ISBN (International Standard Book Number), juga mediator di bidang jasa penerbit dan percetakan dengan segmentasi pembaca anak muda remaja sampai dewasa.

Layanan

Yang ditawarkan?

MEDIATOR PERCETAKAN

Mediator untuk percetakan buku bernomor ISBN (International Standard Book Number), yakni kode pengidentifikasian suatu buku yang diterbitkan oleh penerbit.

BEKERJA SAMA

Berupaya bisa bekerja sama dengan penulis, translator/penerjemah bahasa asing, desainer grafis, pengetikan (sistem 10 jari), layouter, content writer, editor/penata aksara.

MENEBAR ILMU KEPENULISAN

Dengan membuka class writing atau kelas kepenulisan, dengan perorangan atau pun bekerja sama dengan orang yang berkompeten.

KOMUNITAS KEPENULISAN

Membuat komunitas kepenulisan yang bisa menghasilkan karya tulis.

INOVASI DALAM LITERASI

Berinovasi dengan pernak-pernik literasi.

MEDIA SUPPORT LITERASI

Sebagai mediator bagi orang yang ragu akan menerbitkan karya tulis perdananya.

img

Saad Pamungkas

Founder, Media Pamungkas

Untuk menjadi seorang penulis, yang diperlukan adalah praktik untuk mencintai kegiatan membaca. Karena cinta itu membuahkan!.

img

Media Pamungkas

Mediator Literasi, Percetakan Dan Penerbitan

Jika seseorang itu kenyang kemudian dipaksa makan lagi maka ia akan muntah-muntah. Itu Lumrah. Hal itu sama juga dengan membaca, bentuk muntahan akibat banyak membaca, adalah berupa tulisan dan wawasan.

img

Saad Pamungkas

Penulis Buku

Buku biografi adalah tambahan umur dan jejak yang sulit dihapus dari seorang penulis ataupun tokoh yang ditulis.

Kelompok Penulisan Saya

KATEGORI

Ada beberapa kategori kepenulisan saya. Diantaranya adalah?

Photography 95%
Videography 85%
WEB DESIGN 75%
Illustrator 60%
image
Project
Kategori Project
image
Tulisan
Kategori Artikel
image
Jurnal
Kategori Jurnal
image
Program
Kategori Program
Blog

LATEST FORM Blog

Penulis Harus Punya Website sebagai Portofolio

Portofolio itu sangat penting untuk penulis pemula agar direkrut oleh perusahaan atau instansi
“Om, titip kertas folio bergaris, ya!” ujar keponakan, kala itu.

“Buat apa?” tanya saya.

“Buat ngelamar pekerjaan.”

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Tanpa saya sadari, keponakan yang dulunya bercanda dan bermain dengan saya, sekarang dia berurusan dengan pekerjaan.

Menengok dari secuil dialog di atas, zaman semakin canggih. Namun, masih saja ada orang-orang yang bermodal CV atau bahkan ada yang memakai kertas folio bergaris-garis. Padahal bisa jadi belum cukup berhasil untuk mendapatkan pekerjaan.

Toh, saya juga tidak bisa memberi masukan karena status keponakan saya fresh graduate. Dan masih belum tahu passion atau kecenderungannya. Ditanya mengenai hal tersebut, dia masih mikir-mikir atau tak dapat menjawab secara langsung. Kemudian, setelah beberapa masa, barulah saya tahu kalau dia suka dengan fashion atau busana.

Buat adik-adik, temukan passion kalian. Passion itu pasti ada di diri kalian, bahkan sudah melekat pada diri kalian. Namun demikian, kalian belum menemukan passion dalam diri kalian. Mumpung masih muda, agar kelak pada masa depan skill-mu semakin matang atau banyak pengalaman.

Jika kita ingin dilirik oleh perusahaan setidaknya harus memiliki sejumlah karya, yang kemudian dapat dibuat portofolio. Portofolio dibutuhkan jika kita ingin melamar pekerjaan di bidang-bidang tertentu. Misal, seperti kepenulisan. Ya, bidang saya sendiri. Cara kita menujukkan dan mendokumentasikan portofolio terkadang juga menjadi hal penting yang dinilai oleh pihak recruiter.

Biasanya perusahaan atau instansi akan melakukan background check dengan melihat jejak digital calon pegawai di internet. Bagi mereka menjadi nilai tambah jika jejak digital ada. Sehingga dapat meyakinkan HRD. Bahkan sebelum HRD berjumpa dengan kita.

Website yang sedang Anda baca ini adalah portofolio saya. Keberadaan website saya sadari sangat penting. Karena website saat ini dimiliki secara global. Ada sejumlah milyaran website yang tersebar di seluruh dunia. Artinya, dengan meroketnya users, ada banyak orang yang menyelam dan berenang mencari informasi. Rata-rata job yang berhubungan dunia kreatif selalu melihat portofolio terlebih dahulu sebelum menjadi positif direkrut.

Dalam pertumbuhannya, website kian merakyat dan mudah dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Termasuk saya, untuk tujuan pribadi, seperti berbagi pengalaman kepenulisan atau literasi baca-tulis.

Bagi saya, website adalah ‘wajah’ saya yang kedua. Yang dimana ‘wajah’ saya akan terang oleh recruiter atau HRD tanpa harus berjumpa dengan saya secara langsung.
‘Wajah-wajah’ atau karakter tersebut diantaranya bisa dilihat dari tampilan template, layout tulisan, speed website dan tentu konten websitenya.

Konten atau tulisan menjadi hal yang harus diutamakan. Dari tulisan akan memberi informasi kepada siapa pun tentang jasa atau produk yang sedang ditawarkan. Dan tulisan ini harus di update secara berkala. Tapi harus relevan dengan skill yang kita tawarkan ataupun perusahaan perlukan.

Salah satu ‘penyakit’ dari seorang penulis adalah ketidaksinambungan menulis. Kalau kata seorang ustaz, ‘istikamah’. Istikamah adalah satu hal yang amat penting bagi kebiasaan yang kemudian menjadi karakter dari seorang itu. Penyakit ini melanda saya. Jangan pula kepada Anda jika ada keinginan membuat website juga.

Jika kita mempunyai website, maka meningkatlah kepercayaan klien kepada kita. Karena rata-rata orang akan pergi ke informasi di Google dulu baru kemudian melakukan interaksi. Dengan munculnya website kita pada hasil pencarian Google, tingkat kepercayaan klien terhadap profil kita akan meningkat. Karena website membuat profil seseorang lebih nyata, kredibel atau terpercaya. Bahkan pebisnis-pebisnis mengatakan bahwa website adalah salah satu kunci sukses sebuah bisnis atau usaha.

Website saya sendiri telah saya presentasikan kepada sejumlah klien, yang menurut saya klien ini orang-orang dengan background wah. Kemudian, klien-klien ini memakai jasa saya sebagai penulis dari kisah hidup mereka, diantaranya:

Pak Khalid Ashari (Owner Senyum Media), Pak Subadianto (anggota DPR Trenggalek), Embah Trisno (Founder Padepokan Jamaah Dzikir Wengi), Kung Iman Suligi (Founder TBM Kampoeng Batja) dan tokoh-tokoh lainnya yang tidak saya sebutkan namanya karena unsur kode etiknya.

dengan tokoh batu malang padepokan padhange ati dzikir wengi
Dengan Mbah Trisno, Founder Jamaah Dzikir Wengi, Batu.

dengan tokoh jember tokoh muhammadiyah senyum media pak khalid ashari
Dengan Pak Kholid Ashari, Owner Senyum Media, Jember.

dengan tokoh pustakawan di sampang madura perpustakaan
Kerja sama dengan pustakawan Sampang, Madura.

Dalam tulisan ini saya menggarisbesari website sebagai portofolio kerja. Tapi ada manfaat lain yang dapat Anda ambil. Diantaranya:

Wadah sharing pengalaman

Apapun hobi atau pengalaman kita, semuanya dapat dituang di dalam konten di website. Saya berkata seperti ini, karena berkaca dari pengalaman sebagai pegawai ekspedisi. Bekerja di bidang ekspedisi pun dapat saya jadikan tulisan—yang kata teman-teman—menarik juga. Yang saya pikir sebelumnya ekspedisi amat jauh dari kegiatan literasi atau pun ide. Pun dengan teman saya yang seorang gardener, dia bisa memberikan ilmunya, seperti merawat pohon kopi, tips agar tak terkena hama, pengalaman berkebun saat hujan deras, dan lain-lainnya. Tulisannya pun sangat menginspirasi. Dan bidang-bidang lainnya, seperti sastra, seni, travel, otomotif, teknologi, desain, fotografi, parenting, kuliner, dan masih banyak lagi tema-tema lain yang bisa kita jadikan sebagai tema utama untuk website pribadi.

Wadah Menuangkan Opini

Haduh, nulis apa, ya?” mungkin Anda sempat memikirkannya. Jangan bingung, apa pun dapat ditulis di website Anda. Tak harus tulisan baku atau resmi untuk tujuan direkrut di suatu instansi atau perusahaan. Niatkan untuk kepentingan pribadi seperti menuangkan opini dan pengalaman agar lebih luwes dibaca. Yang penting tak membuat orang gaduh dan tak nyerempet ke SARA.

Semoga bermanfaat. Khususnya untuk penulis-penulis pemula yang ingin muncul di permukaan yang keruh (keruh pesimis). Kalian bisa!

Cara Menulis Buku Biografi Mulai dari Nol, untuk Pemula

cara membuat buku biografi mulai dari nol untuk pemula
Dalam buku karya Bill Gilbert, "How to Talk to Anyone, Anytime, Anywhere", yang dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia, “Seni Berbicara kepada siapa saja, kapan saja, di mana saja.” Buku tersebut berbicara tentang bagaimana seorang Larry King sangat mudah berbicara di depan publik. Bagaimana cara mengatasi rasa malu pewawancara kondang seperti Larry King, adalah dengan salah satu cara mengingat-ingat,

“Cara terbaik untuk mengatasi perasaan malu adalah mengingat pepatah bahwa orang yang Anda ajak bicara memasukkan kakinya ke celana satu demi satu.” 

Kutipan ini saya ambil pada halaman 11. Kutipan inilah yang akhirnya saya adopsi secara diam-diam saat saya memulai wawancara dengan tokoh-tokoh yang secara titel lebih tinggi dari saya, seperti seorang seniman senior, seorang pengusaha sukses, pejabat DPR dan musisi. Tujuan wawancara itu untuk dituangkan dalam bentuk tulisan atau sebuah buku yang komplit dari sudut-sudut kacamata narasumber.

“Waduh!” 

Itu kata seru yang bergaung dalam hati saya ketika tahu tokoh narasumber adalah orang yang titelnya tinggi. Gugup, dan dredeg. Tapi begitulah, mereka juga manusia biasa. Tapi meskipun saya tahu bahwa mereka juga manusia,  saya harus mempersiapkan diri sebelum bertemu dengan mereka. Jangan sampai kesunyian lebih nyaring daripada pita suara saya.  Jadi, bagaimana tahapan-tahapan membuat buku biografi mulai dari nol? Berikut tahapannya:

1. Mengumpulkan Riset

Hal pertama yang tidak boleh ditinggalkan oleh penulis yang bertindak sebagai pewawancara adalah melakukan riset. Kita wajib mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai orang yang ingin kita tulis kisahnya atau dalam hal ini narasumber. Riset-riset tersebut bisa diambil dari jejak digital seperti internet.

Kenapa demikian? karena bertujuan sebagai bahan rujukan untuk menyusun daftar pertanyaan.

Bagaimana kalau jejak digital tidak ada?

Caranya bisa menggali informasi dari orang-orang terdekat, seperti; keluarga, teman, sahabat, guru, dan kelompok atau individu yang kenal dengan narasumber.

Sebagaimana seperti yang saya lakukan ketika mengumpulkan riset seorang tokoh di Trenggalek, bernama Pak Subadianto. Beliau menjabat sebagai anggota DPR di Trenggalek. Karena beliau orang yang sangat sibuk, jadi saya menggali informasi dari sababat, teman, saudara, hingga guru. Tentu saja sebelumnya atas persetujuan Pak Subadianto.

buku biografi yang menginspirasi dari saad pamungkas
Biografi Subadianto, DPR Trenggalek, (186 lembar + x)

Setelah riset-riset terkumpul, buatlah beberapa pertanyaan dari riset tersebut. Ingat, hindari membuat pertanyaan yang jawabannya 'ya' atau 'tidak'.

Misal, seperti contoh di bawah ini:  
Daripada bertanya, “cuaca yang gerah ini apakah mengganggu?”
Lebih baik bertanya, “cuacanya gerah, adakah sebab tertentu yang menimbulkan cuaca panas global ini?”

2. Senjata-Senjata yang Perlu Dipersiapkan

Setelah riset terkumpul dan pertanyaan-pertanyaan sudah tertulis, kita harus mempersiapkan diri dengan senjata-senjata pewawancara, yakni; pulpen, buku, dan alat perekam. Namun, sebelum melakukan wawancara, kita harus meminta izin terlebih dahulu kepada narasumber agar berkenan kalau wawancaranya ditulis atau pun direkam.

Jika sudah menentukan temu janji di suatu tempat, akan lebih baik datang lebih awal di tempat yang sudah disepakati tersebut. Agar kita bisa mempersiapkan diri dengan tenang sekaligus bisa mengamati lokasi sekitar yang nantinya ditulis pada hasil wawancara untuk menggambarkan situasi saat wawancara berlangsung.

3. Menggunakan Gaya Bahasa yang Berbeda

Dalam ilmu jurnalis, kita harus bisa menyesuaikan gaya bahasa dan nada bicara dengan latar belakang narasumber. Jika kita mewawancarai seseorang yang terlihat santai, seperti yang saya temui dengan seorang ibu-ibu pemilik toko sekaligus kos-kosan di Jalan Mastrib, beliau yang dulunya sebagai saksi hidup dari seorang pengusaha sukses di Jember, owner Senyum Media, maka saya berbicara dengan gaya yang santai. Seperti memakai bahasa daerah, bahasa Jawa Jemberan. Menyesuaikan gaya bahasa sesuai dengan umur dan budaya yang ditanyai. Sama halnya ketika saya mewawancarai orang-orang dekat Pak Subadianto, di Trenggalek, saya harus bisa memakai bahasa daerah, yakni Jawa. Trenggalek bahasa daerahnya dan unggah-ungguhnya masih terjaga. Jika berbicara dengan orang yang sudah sepuh, maka saya memakai Bahasa Jawa halus. Namun, jika kita mewawancarai pejabat, pebisnis atau pengusaha, kita harus berbicara dengan gaya yang formal.
aktivitas wawancara dalam pembuatan buku biografi yang menginspirasi dari saad pamungkas
Lurah Tegaren dan Lurah Duren, di Trenggalek. Para sahabat Pak Subadianto.

4. Melangsungkan Wawancara dengan Baik

Ada beberapa point yang harus diperhatikan saat wawancara berlangsung, diantaranya:

Bersikap Sopan

Apabila di meja milik narasumber sudah terhidang kudapan, jangan serta merta mengambil tanpa seizin narasumber. Atau misalkan ada buku yang sangat berkaitan dengan narasumber, jangan sekali-kali mengutipnya kecuali dengan seizinnya. Kalau dalam Jawa, disebut dengan unggah-ungguh atau orang beradab.

Membawa Bingkisan

Sebagai tamu, kita dianjurkan membawa bingkisan atau hadiah untuk mempererat kasih sayang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berilah hadiah di antara kalian! Niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari).

Membuat Kontak Mata

Jangan melirik-lirik ke berbagai arah ketika wawancara berlangsung, jika hal ini tetap dilakukan, meskipun kita serius mendengarkan, akan tetapi narasumber akan berpikir bahwa kita tidak sedang serius.

Harus Menerapkan Kejujuran

Meskipun kita sudah mengumpulkan berbagai riset yang komplit, apabila riset itu bukan dalam bidang keilmuan atau pengalaman kita, maka tak serta merta membuat kita paham pada satu hari saja. Berkatalah jujur, “Pak, maksudnya dari pengusaha dengan prinsip CEO itu bagaimana?” tanya saya kepada Pak Kholid, pengusaha property dan owner Senyum Media Group. “Prinsip CEO, itu dahulukan Customers, kemudian Employee, terakhir Owner. Disingkat menjadi CEO,” jawab Pak Kholid.

Ada banyak pertanyaan yang saya ajukan. Waw, banyak? Bukankah itu memalukan? Sama sekali tak memalukan. Asalkan kita tak mempertanyakan sesuatu yang dasar dari riset. Artinya pertanyaan secara spesifik.

Mencatat Point Penting

Jika narasumber mengizinkan kita merekam audio wawancara, kita patut bersyukur karena cara ini akan lebih mudah. Namun, bagaimana jika narasumber tak mengizinkannya dengan alasan karena karakter bicara narasumber yang ceplas-ceplos sehingga ia khawatir jika rekaman suaranya disalahgunakan. Apalagi jika kita mewawancarai tokoh-tokoh perpolitikan. Sangat riskan. Narasumber hanya mengizinkan kita menulis saja, maka tulislah poin-poinnya saja, yang kemudian nanti poin-poin tersebut dituang secara rinci di dalam narasi hasil wawancara.

Nah, itulah cara-cara bagaimana membuat biografi mulai dari tahap wawancara. 

Bagaimana cara menuangkan dalam bentuk tulisan? 
Bukankah masih acak-acakan, apalagi jika ngobrolnya asyik tentu melebar ke mana-mana. Bagaimana caranya? 

Aktivitas meng-konvert-kan audio atau rekaman ke sebuah tulisan yang utuh tidaklah mudah, dan tidak pula sulit. Saya mengibaratkan menulis dengan bahan yang masih acak-acakan itu ibarat menyusun puzzle. Jika saya bermain puzzle, saya akan mencari pecahan puzzle dengan sisi yang lurus. Karena sisi yang lurus itu pasti ia berada di posisi paling pinggir. Saya akan mencari bentuk yang serupa, sehingga saya mempunyai gambaran. 

Begitu juga dengan sebuah tulisan yang acak, ia pasti akan mempunyai garis yang jelas. Bagaimana caranya, simak caranya di bawah ini:

1. Convert Semua Audio dalam Bentuk Tulisan
Tuang semua pembicaraan dalam audio dalam bentuk tulisan. Akan tetapi terapkan pula keefektivan menyalin tulisan. Misalkan si narasumber dalam audio rekaman mengulang-ulang perkataan, maka kita cukupkan satu kalimat saja. 

2. Harus Menghidupkan Otak Kreatif
Bagaimana sih caranya agar otak kreatif kita hidup? Otak penulis harus dihidupkan memakai tiga konsep dasar yakni asosiasi, imajinasi dan lokasi. Asosiasi merupakan cara menghubungkan sesuatu hal dengan hal lain, misalnya  kata "makan", sementara di paragraf naskah yang agak berjauhan bertemu dengan "donat", maka dua kata ini kemungkinan berkorelasi atau saling berhubungan. 

3. Harus Membuat Kata Kunci
Setelah semua tersalin dalam bentuk tulisan, kita akan menemukan sebuah tulisan yang benar-benar acak. Diantara kata acak itu pasti ada garis besarnya, misalnya tempat tanggal lahir narasumber. Maka kita pun saat menyalin dalam bentuk tulisan harus pandai meletakkan kata kunci. Misal kata kuncinya "tanggal lahir", maka yang saya lakukan adalah menekan ctrl + F pada MS Word. Nanti muncul kolom, ketik "tanggal lahir", maka kita akan disuguhkan dengan kata yang sedang kita cari. Bisa ditarik dibagian paragraf pembuka atau sesuai dengan keinginan kita.
control F adalah mencari kata
Cara mencari karta kunci.


4. Menyusun Peta
Karena kata-kata yang acak, tidak salahnya kita memetakan kata-kata. To the point, seperti ini, misalnya:

Lahir,
Waktu SD usil,
Kejadian yang pernah dibuat waktu SD,
Menghadapi sifat malas,
Mengidolakan guru,
Mulai cinta dengan literasi,
Novel yang disukai,
Dan seterusnya...

Di atas ini adalah contoh kata kunci yang saya buat mencari kata kunci diantara kata-kata acak dalam pembuatan biografi Kung Iman Suligi. Cari dengan navigasi find pada MS Word.

5. Harus Sabar
Point yang tak kalah penting adalah sabar. Kita menyusun kata-kata bukan pekerjaan yang cepat. Kesabaran adalah kata kunci dari kelahiran karya.

Akhir kata, semoga tulisan sederhana ini membantu Anda dalam berkarya tulis. Apabila ingin menambahi bisa ditulis di kolom komentar di bawah ini. 

Terima kasih khususnya untuk peserta Online Class Writting (OWC batch 4) telah mengikuti kelas ini sampai tuntas, semoga semua peserta bisa menciptakan karya tulis juga!

Pengukuhan Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) Kabupaten Jember

pengkuhan forum TBM kabupaten Jember
Improving imagination, encouraging creativity.
Ialah moto dari Forum TBM Kabupaten Jember yang baru lahir pada hari Sabtu, tanggal tanggal 5 Februari 2022. Kelahiran forum tersebut bertempat di kediaman Kung Iman Suligi, di TBM Kampoeng Batja. Jalan Nusa Indah VI-7, Jember Lor, Kreongan, Jember, Jawa Timur.

Bunda Literasi Kabupaten Jember, Ibu Hj. Dra. Kasih Fajarini, hadir dalam acara tersebut bersama jajarannya; Suko Winarno (Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember), Yuliana Harimurti (Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Jember), Joko Sutriwanto (Kabid Perlindungan anak / DP3AKB). Turut hadir juga perwakilan Muspika kecamatan Patrang, Lurah Jember Lor, Perwakilan Bank Indonesia, Gramedia Bookstore, Kepala Perpustakaan Perguruan Tinggi, ketua atau pengelola TBM, media dan perwakilan komunitas Jember serta Ahmad Ikhwan Susilo (Sekjen Forum TBM provinsi Jawa Timur).

Ibu Hj. Dra. Kasih Fajarini menyampaikan selamat kepada Forum TBM yang terbentuk, dengan struktur anggotanya terdiri dari Prita Hendriana Wijayanti sebagai ketua, Azizah Umami sebagai sekretaris, Enny Tyasati sebagai bendahara, Samsul Hadi dan Adhim sebagai bidang pengembangan SDM, Marisa Latifa sebagai bidang kemitraan, Nana Warsita dan Saad Pamungkas sebagai bidang media dan publikasi. Penasehat terdiri dari Iman Suligi, Riyadi Ariyanto,  dan Nurul Hidayat.

pengkuhan forum TBM kabupaten Jember di Kampoeng Batja
Bersama Bunda Literasi (berkerudung hijau).

Pada kesempatan itu, ketua Forum TBM, Prita Hendriana Wijayanti, pada sambutan sebagai ketua FTBM Jember, bercerita sedikit tentang sejarah FTBM di Jember. Salah satu penasehat, yakni Riyadi Ariyanto, pada tahun 2015 sudah pernah ditunjuk sebagai ketua forum, akan tetapi belum dikukuhkan karena beberapa hal. Pembentukan Forum TBM ini adalah sejarah baru perkembangann Forum TBM di Kabupaten Jember.

“Kalau menukil wis wayae Jember bangkit, jadi wis wayae Forum TBM Kabupaten Jember ini bangkit dan dibentuk!” semangat ketua FTBM, Prita Hendriana Wijayanti.

Prita Hendriana Wijayanti
Prita Hendriana Wijayanti, terpilih sebagai ketua FTBM Jember.

Prita Hendriana Wijayanti
Ahmad Ikhwan Susilo (Sekjen Forum TBM provinsi Jawa Timur).

Prita Hendriana Wijayanti, pendiri The Jannah Institute, yakni komunitas yang bergerak di dunia literasi dan public speaking, selama ini telah bekerja sama dan bersinergi dengan beberapa komunitas atau TBM di Jember, ada Kung Iman Suligi sebagai pionir dengan Kampoeng Batja-nya, selain itu; USK (Untukmu Si Kecil), Sekolah Alam Raya, Kampung Merdeka Belajar, Jendela Jember, Media Pamungkas, Gubug Pustaka Dalung, dan Rumah Pintar. Yang semuanya—menurut Prita—cukup mewakili representasi dari pergerakan literasi di Jember.

Bagi Prita, ini kesempatannya bersama tim untuk membantu para Taman Baca Masyarakat yang—mungkin—belum memiliki jejaring yang luas atau mungkin perlu untuk sama-sama berdiskusi dan berunding untuk upgrade skill.

“Ini saatnya untuk menjadi wadah bersama,” gelora Prita di depan tamu undangan. “Bukan forumnya yang besar, tapi TBM-nya atau para anggotanya supaya kita sama-sama maju tidak hanya satu atau dua pihak, sehingga tidak ada sensitifitas. Apalagi kita TBM yang independen, tidak dibawah PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat). Kami murni dari dorongan individu yang ingin berbagi dengan masyarakat secara pure, supaya kita bisa memajukan literasi di Jember, yang ujungnya pendidikan di Jember akan semakin lebih baik. Dan kita tidak menjadi salah satu dari penyandang buta huruf tertinggi di Jawa Timur. Semoga kerja-kerja ke depan yang kami lakukan ini lancar. Mohon masukan dari semua, khususnya dispendik dan dispusip selaku pembina, penasehat-penasehat kami, untuk sama-sama memikirkan masa depan. Kami terbuka untuk semua golongan, TBM independen maupun di bawah PKBM, mari bergabung bersama!”

Bunda Literasi sekaligus pimpinan tim penggerak PKK Kabupaten Jember, Ibu Hj. Dra. Kasih Fajarini, di depan jajarannya dan tamu undangan menyampaikan rasa terkesima oleh Kampoeng Batja. Beliau mengatakan bahwa walaupun akses masuk ke Kampoeng Batja harus melewati lorong-lorong, akan tetapi setelah sesampainya di tempat, akan merasakan rasa kepuasan tersendiri. Faktor kenyamanan tempat membaca menjadi sorotan beliau, inilah yang menjadi salah satu diantara tiga faktor yang bisa menaikkan minat baca masyarakat. 
“Ada faktor-faktor yang bisa menaikkan minat baca, diantaranya; diperlukan bahan bacaan, kemenarikan bahan bacaan, dan kenyamanan lingkungan tempat bacaan,” terang Bunda Literasi.
bunda literasi di podium hadir dalam pengkuhan forum TBM kabupaten Jember
Bunda literasi, Ibu Hj. Dra. Kasih Fajarini.

bunda literasi melihat coffe corner
Coffe corner.

bunda literasi melihat coffe corner
Book corner.

“Saya yakin tempat ini (Kampoeng Batja) membuat pengunjung betah membaca dan lebih masuk ke hati (dalam ingatan),” ujar Ibu Hj. Dra. Kasih Fajarini.

Ibu Hj. Dra. Kasih Fajarini mengajak TBM, komunitas dan tentunya bersama stakeholdernya untuk membangun perpustakaan dengan target 31 kecamatan di kabupaten Jember. Upaya tersebut agar bisa mengurangi buta huruf dan meningkatkan minat baca.

“Karena masih banyak (buta huruf) kalau melihat di data,” jelas istri dari Bupati Jember, Ir. H. Hendy Siswanto. Beliau mengajak Prita bersama tim bekerja sama dengan tim PKK ke desa-desa. Upaya tersebut demi mencerdaskan bangsa yang diamanatkan undang-undang 1945 ditempuh oleh masyarakat dan pemerintah.

Saat sesi terakhir pidato beliau menyempatkan berpantun,

Pak camat mengunjungi kelurahan,
Mengadakan sosialisasi dan pembinaan pemuda.
Selamat untuk forum taman baca masyarakat yang telah dikukuhkan,
Kita berkolaborasi tingkatkan minat baca dan membuka jendela dunia.
Ibu Hj. Dra. Kasih Fajarini saat akan meninggalkan tempat, beliau bertemu dengan Duta Baca Indonesia, Gol A Gong. Gol A Gong bersama rombongan baru sampai di Kampoeg Batja karena sebelumnya beliau telah diundang di Universitas Jember dalam rangka Safari Literasi. Jember menjadi kota yang ke-16 dalam kunjugannya. Kemudian mereka berbincang singkat mengenai progam ke depan Pemkab Jember di dunia literasi.

 
Gol a gong atau dengan nama asli Heri Hendrayana Harris adalah seorang sastrawan Indonesia, pendiri Rumah Dunia di Serang, Banten, hingga ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM).
Gol A Gong (bertopi bowler)
Masa bakti yang akan ditempuh dari 2022 sampai 2027, Prita bersama timnya ingin mewujudkan dari tahun ke tahun, semakin banyak kemajuan yang dirasakan TMB, maupun individu tim atas kehadiran mereka di dalam Forum TBM Jember.

Untuk sarana informasi Forum TBM yang baru terbentuk ini sudah menyiapkan media sosial, sebagai sarana media publikasi, diantaranya:
Contact

Kirim saya Email

Hubungi

ContactInfo

Secara etimologis, kata literasi (literacy)berasal dari bahasa Latin “literatus” yang artinya adalah orang yang belajar. Literasi erat hubungannya dengan proses membaca dan menulis. Namun, seiring berjalannya zaman, literasi mengalami perkembangan definisi yang baru, diantaranyaliterasi sains,literasi digital,literasi numerasi, literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan. Khusus di website ini, membahas tentang literasi baca dan tulis atau manfaat berjejak hidup lewat kata.

Alamat:

Jln. Sunan Bonang No. 42A, Jember.

Phone:

+62 812 3254 8422